Motivator ternama Indonesia mengatakan bahwa apa yang kita alami bersumber dari  sugesti yang muncul dalam pikiran kita. Sugesti adalah hal yang kita simpulkan secara tidak sadar berdasarkan pengalaman kita. Jika begini maka akan begitu. Misalnya di saat musim hujan tiba, kita selalu beranggapan bahwa penyakit flu akan merebak di mana-mana dan akhirnya memang begitulah yang terjadi saat musim hujan benar-benar tiba, dan masih banyak contoh lainnya. Terus, bagaimana memberdayakan sugesti untuk meraih kesuksesan?

Menurut pengamatan saya, sugesti bertalian dengan pola pikir dan mimpi. Kumpulan sugestilah yang akhirnya membentuk perilaku dan mental kita secara keseluruhan. Mimpi dapat tercapai apabila ditopang oleh sugesti yang positif dan bernaung dalam pola pikir ingin maju.

Kesuksesan adalah hal yang tidak mudah untuk diraih. Banyak hal yang mesti kita lewati dan kita lakukan agar menjadi pantas mendapatkan kesuksesan. Begitu banyak orang yang berusaha dan memimpikan kesuksesan. Kesuksesan yang saya maksud adalah digambarkan dengan tercapainya target yang diinginkan, kondisi hidup menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya dan jumlah materi menjadi lebih banyak dibanding orang-orang di sekitarnya. Tentu tidak semua orang setuju dengan definisi saya, karena setiap orang berbeda dalam memandang sebuah kesukesan. Saya hanya menyimpulkan dari jawaban kebanyakan orang saat ditanya tentang kapan seseorang dianggap sudah sukses.

Sugesti yang positif mengenai kesuksesan adalah satu faktor yang menentukan orang bisa sukses atau tidak. Pantas atau tidaknya orang sukses, saya rasa salah satu ukurannya ada pada sugestinya. Sugesti yang positif akan memberikan keyakinan akan masa depannya tentang kemungkinan bisa menjadi seperti ini dan seperti itu. Pikiran itu akan terbangun dengan sendirinya dan mencari solusi untuk setiap hal yang dihadapi. Kesuksesan masa depan terpampang begitu jelas sehingga menjadikan keyakinan bahwa ujungnya akan sampai di posisi itu, sehingga hambatan dan kegagalan hanyalah hal yang kecil dan tidak memudarkan bayangan kesuksesan itu.

Penjelasannya seperti ini, bila ada orang yang sangat optimis, maka dalam pikirannya mungkin hampir tidak pernah terlintas bayangan tentang sakit, gagal, atau menyerah, dan kalaupun ada maka tidak dianggap sebagai sesuatu yang besar. Akhirnya, mereka akan kuat menjalani prosesnya dan begitu jatuh terasa gampang untuk bangkit lagi.

Sedangkan orang yang gemar mengeluh, maka keluhannya akan menjadi doa baginya yang kemudian benar-benar terjadi. Itu akan terus berulang di hari berikutnya hingga hari-harinya terasa selalu dinaungi kesialan dan nasib buruk. Inilah alasan kenapa mengeluh susah untuk dihentikan. Tips untuk yang suka mengeluh, hindarilah mengeluh. Tahan dan hindari pikiran dan mulut kita dari berpikir negatif dan jaga jangan sampai kita membenarkan pikiran negatif tersebut.

Akhirnya, itulah kenyataan hidup. Kenyataan memang kadang terasa aneh sampai kita mengalaminya sendiri. Begitu banyak orang sukses di luar sana yang secara tidak sadar telah mempraktekkan sugesti positif. Karena tidak sadar dan terus berproses, mereka jadinya lupa dan tidak mengetahui faktor apa yang telah mereka lalui sehingga bisa menemukan langkah-langkah menuju kesuksesannya. Mereka juga mungkin akan bingung, bila ada orang lain yang mengikuti langkah dan jejaknya, tapi tidak bisa sesukses dia. Kemungkinan besar sugestilah yang membedakannya.

Posted on 20:00 by 100% asli

Kata bijak, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, memang layak untuk kita ucapkan bila kita akan berpisah dengan seseorang. Memang tidak selamanya kita harus bersama dikarenakan kegiatan kita akan terganggu bila kita terus bersama dengan orang yang sama.

Posted on 17:53 by 100% asli


Kematian adalah sesuatu yang pasti kita alami suatu hari nanti. Meskipun sudah pasti, tapi tidak usah repot memikirkannya, kecuali membiasakan untuk selalu siap saja. Jika belum ada persiapan untuk kematian, secara bertahap benahilah apa-apa yang dianggap kurang. Maut kan tidak kenal orang sudah tobat atau belum, yang jelas kalau sudah tiba waktunya, ya itulah akhir hayat kita.

Posted on 16:57 by 100% asli

No comments

Setiap orang punya pengalaman hidup yang berharga. Saya sangat percaya bahwa setiap dari kita pasti telah diberi kesempatan dan peluang oleh-Nya untuk kita ‘tangkap’. Sehingga apa adanya kita sekarang adalah buah dari sikap kita terhadap kesempatan dan peluang itu, apakah diambil, ditunda, atau diabaikan begitu saja.

Posted on 15:48 by 100% asli

No comments

Percaya diri itu, muncul dari diri kita sendiri yang sifatnya subyektif. Subyektif loh, yang artinya bukan orang lain yang membuat kita percaya diri. Kepercayaan diri itu muncul dari dalam diri berdasarkan pengalaman yang telah kita lalui selama ini. Hal utama yang membentuk kepercayaan diri adalah keluarga kita, karena sedari kecillah kita mulai belajar untuk percaya diri.

Posted on 06:59 by 100% asli

No comments

Anda termasuk orang yang tidak percaya diri? Jika ya, artinya sama dengan saya, tapi saya yang di tempo doeloe. Narsis banget, euy. Kalau narsis, ya artinya Pede kan? Loh? Tulisan yang aneh! 

Posted on 17:41 by 100% asli

No comments

Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, bosan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Rasa bosan muncul terutama karena kegiatan atau aktivitas yang kita jalani adalah rutinitas atau dikerjakan secara berkala baik itu skala mingguan, bahkan tahunan.

Rasa bosan adalah akibat dari rasa jenuh karena melakukan yang itu-itu saja, misal sering makan satu jenis makanan tertentu, selalu masuk kerja pagi dengan mood kurang bagus, dan banyak contoh lainnya. Rasa bosan membutuhkan solusi berupa penyegarkan kembali dengan menghadirkan sesuatu yang beda dari apa yang biasa dialami setiap hari.

Percaya atau tidak, kata bosan adalah kata sakti yang membuat kita merasa pantas untuk melakukan pekerjaan dengan asal-asalan, pantas untuk datang terlambat, pantas untuk mengalihkan pekerjaan kita ke orang lain. Padahal kita tidak boleh seperti itu. Kalau bos kita tidak sabar menghadapi kita, bisa jadi surat pemecatan melayang. Upps..

Rasa bosan bisa muncul karena kita menginginkan tantangan yang lebih tinggi. Tantangan itu diperlukan agar bisa mengaktualisasikan diri di tengah lingkungan sebagai prestasi pribadi, yang dengan itu muncullah kepuasan. Kalau seseorang tidak ingin tantangan berarti dia itu bukan orang bosan, tapi orang malas.

Rasa bosan harus kita lawan dengan cara kreatif. Menurut saya, mood kita sangat ditentukan saat kita bangun pagi dan saat persiapan memulai aktivitas. Misal kalau kita bangun kesiangan dan terburu-buru mempersiapkan diri tentu berbeda dengan orang yang bangun tidur lebih subuh dan tenang saat mempersiapkan diri dan saat berangkat kerja. Mungkin tidak berkaitan langsung dengan bosan, namun bila hari kita diawali dengan mood yang jelek, maka seharian kita akan menggerutu dan tidak semangat dan ini adalah langkah pertama menuju bosan.

Contoh kreatif lainnya adalah mencoba alternatif baru dari yang biasa dilakukan. Misal memakai kendaraan yang berbeda, melalui jalur yang berbeda, membawa bekal yang berbeda. Itu masih hal-hal yang kecil. Jika menginginkan nuansa yang lebih besar, coba minta kepada atasan untuk diberi tugas yang berbeda atau minta ditempatkan di area baru agar merasa tertantang kembali karena harus belajar hal-hal baru dan teman kerja baru.

Apa pun itu, rasa bosan tidak bisa kita remehkan meski sangat gampang bagi kita untuk mengucapkannya. Bila kita berteman akrab dengan kata ‘bosan’, maka kemajuan dalam skala lebih besar sangat susah untuk kita raih. Lihatlah orang-orang sukses di daerah kita, di televisi, dan di media lainnya, mereka adalah orang yang pasti bisa mengatur rasa bosannya dengan cerdas sehingga bisa bertahan dalam berjibaku dengan rutinitas pekerjaan atau usahanya. Yah, jadilah orang yang tidak pernah mau menyerah pada kata ‘bosan’. Setuju?

Posted on 16:37 by 100% asli

Dunia ini penuh dengan pengetahuan. Saya sempat berpikir apakah pengetahuan yang dimaksud Allah sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya yang mana berulang kali tersebut dalam Al Qur’an. Wallohu a’lam. Dari dunia astronomi, biologi, geologi, tanah, tumbuhan, fisika, kedokteran, filsafat, psikologi, komunikasi, dan masih banyak lagi cabang ilmu. Tapi tentu yang paling utama dari semua ilmu itu pastilah ilmu agama.

Ilmu agama pun masih sangat luas, dan tidak hanya sebatas ilmu saja tapi harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Nah, artikel kali ini menyinggung tentang ilmu agama yakni syukur dan serakah, dua sifat yang sangat berbeda tentu saja. Saya bahas menurut pandanganku, jikalau ada yang keliru dan tidak patut, mohon dikoreksi ya..

Syukur berarti berterima kasih kepada-Nya atas apa yang kita dapatkan di dunia. Sifat tidak syukur seringkali orang samakan dengan serakah, dan menurut saya itu boleh-boleh saja. Namun, ketidaksyukuran dan keserakahan acapkali orang sebut untuk menahan kita menuju kesuksesan. Yah, banyak orang memandang seseorang yang mempunyai mimpi setinggi langit itu adalah orang yang serakah dan tidak bersyukur. Loh? Aneh kan..

Saya katakan demikian, karena untuk menjadi sukses dibutuhkan mimpi dan goal yang tentunya di atas kondisi kita yang sekarang ini. Mimpi itu sekaligus menjadi target yang kita kejar yang kemudian menjadi motivasi bagi kita untuk menghiraukan halangan dan hambatan demi mencari cara untuk sampai ke posisi itu. Namun, hal ini kadang diartikan orang lain sebagai bentuk ketidaksyukuran atau keserakahan.

Jika selama ini kita terbiasa menuruti apa kata ‘penonton’ (maksud saya, orang yang melihat kita atau orang-orang yang memperhatikan gerak gerik kita, termasuk orang tua tentu saja), maka berhati-hatilah anda mencerna perkataan mereka. Jika anda langsung menganggap benar perkataan mereka karena pertimbangan mereka lebih senior (baca: lebih tua lebih banyak pengalaman), maka bisa jadi pencapaian hidup anda ya maksimal seperti mereka itu. Jadi… Harus bergaul dengan orang sukses ya? Yup, betul sekali.

Pergaulan sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup kita. Ada orang besar mengatakan ‘jika anda mau menjadi pengusaha maka bergaullah dengan pengusaha, jika anda mau menjadi pengusaha tapi keseharian bergaul dengan karyawan, ya tidak ke mana-mana. Kalau anda tidak percaya dengan pernyataan ini dan mau bereksperimen untuk membuktikan kalimat tersebut, silakan, tidak ada yang larang. Hehehe…

Saat orang mengatakan ‘anda itu tidak bersyukur, sudah punya banyak harta masih saja memburu harta, sungguh serakah’. Bila mental kita tidak kuat, saya yakin anda pasti merasa salah, dan mulai mengendorkan motivasi dan menyalahkan mimpi anda. Kalau sudah begini, akhirnya kita sendiri yang rugi, kesempatan dan peluang besar yang mungkin bisa digapai dengan konsisten berusaha akhirnya lenyap atau terkubur. Itu akibatnya bila kita menganggap besar perkataan orang lain. Ikuti saja kata hati kita sendiri, toh kita yang tahu kemampuan dan niat kita. Orang lain tentu saja bebas mengatakan sesuatu dan kita juga berhak untuk memilih apa yang ingin kita lakukan.

Posted on 16:50 by 100% asli

Judul yang aneh untuk kali ini, maaf memang dibikin seperti ini. Posting ini adalah posting lama di mana saya lagi malas menulis saat itu. Oleh karena sedang diburu waktu oleh jadual posting baru, maka terlintaslah ide tulisan aneh ini.

Terus terang, saya baru saja menekuni internet marketing secara serius. Di sini saya melihat bahwa salah satu cara untuk membuat blog kita memiliki pengunjung yang banyak atau setidaknya bisa masuk halaman 1 di search engine google adalah dengan backlink. Backlink bukan sembarangan link tapi yang dofollow, yakni kode untuk robot seach engine agar mengikuti link tersebut untuk indexing ataupun crawling.

Saya mengalami sendiri susah dan malasnya mencari backlink. Susah karena kebanyakan blog mensetting comment-nya dengan nofollow, malas karena melakukan blog commenting adalah perkara yang tidak singkat dan kadang juga membosankan. Berdasarkan hal tersebut, dari pada susah-susah cari backlink kenapa tidak saya setting saja blog ini jadi dofollow, kan lumayan komentar jadi banyak. Lagi pula blog saya ini bukan blog biasa, dan memang patut untuk anda komentari dan diskusikan (narsis mode on, hehe..).

Namun.. Berhubung tulisan-tulisan yang ada sepertinya masih versi beta alias setengah jadi, yang mana saya saja bingung kok bisa tulisan dengan urutan acak ini kok bisa saya publish, jadi saya tutup dulu komentarnya. Saya khawatir, bukan topiknya yang dikomentari tapi maksud tulisan yang dikomentari karena para pembaca bingung menafsirkan kalimat yang susunannya acak adut..

Oke, apapun itu positif atau negatif, mari kita anggap positif saja, kan lebih enak. Hidup itu indah kalau kita anggap indah, iya nggak? Wah... sudah mulai ngawur nih. Sekian dulu pemberitahuan ini, semoga senang semuanya.

Posted on 20:08 by 100% asli

Semua orang menandai hari kelahirannya di setiap tahun untuk diperingati. Ada yang dengan pesta ulang tahun, intropeksi, dan bahkan ada yang tidak ingin ada perayaan sama sekali. Apa pun itu, yang jelas setiap tahun usia bertambah, semakin banyak waktu yang kita, tabungan dosa dan pahala juga bertambah. Bila kita hidup di dunia dengan suka ria, pastinya sangat nikmat hidup ini dan berharap selamanya ingin hidup terus.

Secara mendasar, makna ulang tahun hanyalah bertambahnya usia dalam skala tahun. Tentu saja usia bisa kita ukur dalam jumlah hari untuk mengingat bahwa hitungan hari lebih penting dari pada tahun. Karena setiap waktu yang diberikan oleh-Nya adalah kesempatan untuk beribadah. Waktu yang diberikan ke kita juga bisa jadi kesempatan berbuat dosa. Itu tergantung kesadaran masing-masing, karena hidup ini banyak godaan yang membuat kita terlena dan lupa akan waktu, tuhan,  apalagi akhirat.

Berlalunya waktu harusnya kita sikapi dengan menghargainya. Menghargai dalam arti melakukan aktivitas secara efektif dan senantiasa mensyukurinya. Waktu yang berlalu tidak bisa kembali lagi, walaupun kesempatan bisa saja muncul di lain waktu, tapi tidak ada yang bisa menjamin. Bila jatah hidup kita sudah ditakdirkan, maka ulang tahun bisa juga diartikan sebagai pengurangan sisa hidup kita.

Meskipun tidak harus dijadikan hari spesial, tapi minimal hari ulang digunakan sebagai ajang intropeksi. Yang biasanya kita selau lupa untuk intropeksi setiap hari apalagi bulanan. Momen ulang tahun yang bila kita lupa pun, pasti ada teman atau kerabat yang mengingatkan, akan menjadi hari yang unik sendiri, rasanya memang pas untuk intropeksi. Di momen tahun baru pun bisa kita lakukan intropeksi, tapi bedanya tahun baru terlalu riuh dengan suara terompet dan kembang api, baru intropeksi dikit eh buyar lagi begitu mendengar suara ribut di luar rumah.

Setiap orang berbeda dalam menjalani hari ulang tahunnya, tergantung kesehariannya dan lingkungannya. Anak kecil mungkin senang-senang saja  karena akan dapat rejeki lebih dari kado dan makanan. Remaja akan memasuki masa galau karena bingung menghadapi perubahan kedewasaan dan dunia asmara. Tapi, orang yang sudah di atas 30 tahun pastinya akan sangat tidak enak dengan ulang tahunnya karena adanya banyak tuntutan yang lingkungan harapkan, baik itu yang belum menikah, belum punya pekerjaan tetap, belum punya anak, belum punya rumah sendiri, dan lain-lain..

Apa pun rutinitas yang kita lakukan saat menjalani hari ulang tahun, harus mencerminkan semangat hidup yang ingin terus lebih baik lagi di masa yang akan datang. Di hari ulang tahun, kita juga harus berdoa dengan khidmat bukan hanya setelah tiup lilin saja, tapi setelah sholat, dan kapan saja. Semoga saja jadi momentum perubahan untuk kehidupan yang lebih berkah. Meskipun tidak ada tuntunannya dalam Islam mengenai ulang tahun, tapi sebagai manusia kita dituntut harus pintar-pintar memotivasi diri sendiri yang salah satunya adalah mencari momen yang pas untuk kita jadikan pintu perubahan. Saya kira selama niatnya baik dan tidak ada larangan untuk itu, berarti boleh dilakukan.

Posted on 17:26 by 100% asli

Setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda dengan orang lain.  Perbedaan pola pikir menghasilkan pertimbangan yang juga berbeda bila dihadapkan pada beberapa pilihan. Memang sudah ditakdirkan seperti itu, sehingga secara keseluruhan di dunia ini saling melengkapi dengan segala peran yang ada bila dunia ini diibaratkan panggung sandiwara. Pola pikir juga menentukan nasib karena nasib itu dibangun dari beberapa pilihan yang saling terangkai.


Pola pikir terbentuk dari segudang pengalaman yang telah kita lalui. Beberapa dari kita banyak yang berprofesi sebagai karyawan atau mencari rejeki sebagai pegawai bagi orang atau badan usaha, tentu karena kita punya pola pikir tertentu yang akhirnya kita lebih senang memilih bekerja sebagai karyawan.


Tidak ada yang salah dengan karyawan, tidak ada. Itu pekerjaan halal kok dan lebih aman dari resiko keuangan. Ini cuma perumpamaan saya saja yang setidaknya pernah menjadi karyawan juga.


Saya pernah mengikuti seminar motivasi kemandirian financial beberapa tahun yang lalu. Pengisi seminar menyampaikan bahwa untuk menjadi kaya sebenarnya lebih kepada pola pikir yang benar. Banyak orang tidak menyadari bahwa pola pikirnyalah yang menghambatnya. “Yup, benar” gumam saya saat itu, karena itu bisa jadi faktor pembeda kenapa dengan cara bisnis yang sama, hasil akhir yang diperoleh malah berbeda.


Pola pikir tidak bisa dirubah dalam hitungan bulan, apalagi hitungan hari. Saya ibaratkan dengan pohon, setelah sekian lama pohon menancapkan akar ke dalam tanah, tumbuh dan menguat, maka tentunya tidaklah mudah untuk mencabut pohon itu. Demikian pula pola pikir. Bahkan ada kemungkinan untuk mengubah pola pikir harus dengan shock theraphy yang intensif seperti seminar, outbond, ikut kelas khusus, ceramah, dll. Sebagai tambahan, harus juga dengan aktivitas-aktivitas yang mendukung seperti masuk ke komunitas yang sesuai, menambah kegiatan luar, dan lain-lain. Dengan kata lain, tidak ada yang mustahil kalau kita berusaha tentunya.


Terus kita mungkin bertanya pola pikir apa yang sebaiknya kita miliki, saya bukanlah pakar untuk ini dan pengalaman hidup saya pun belum seberapa. Meskipun begitu tidak ada salahnya saya berbagi pikiran siapa tahu ada manfaatnya..


Yang utama adalah pola pikir hidup sederhana. Sebanyak apa pun harta yang kita miliki dan sebesar apa pun kekuasaan yang kita miliki, tetaplah hidup sederhana. Saya tidak memaksa untuk ini karena itu hak anda untuk menjadi seperti apa. Hidup sederhana menjadikan kita tetap rendah hati, tidak berambisi dunia, dan tenang dalam menjalani hidup. Kedua adalah pola pikir optimis dan tawakkal yang senantiasa selalu melihat cerah apa yang akan terjadi di kemudian hari namun tetap menyerahkan hasil akhirnya kepada Tuhan atas apa yang kita optimiskan itu. Tidak ada yang bertahan selamanya di dunia ini, kesehatan tidaklah abadi, harta tidak abadi, kekuasaan tidaklah abadi, keluarga tidaklah abadi, dan terakhir kehidupan tidaklah abadi.. Dengan begitu, pola pikir yang kita miliki harus selalu mempertimbangkan kondisi itu..

Posted on 18:37 by 100% asli

Beberapa orang mungkin menganggap mental adalah bawaan lahir. Pasalnya, kalau seseorang disebut melankolis maka orang lain akan ikut mencap demikian hingga akhirnya label melankolis melekat, dan terus seperti itu seolah tidak ada peluang untuk mengubah diri. Yah, kalaupun sudah berubah, orang bilangnya dulu dia itu melankolis.. Ya tetap saja. Seolah-olah bawaan lahir kan?

Itu sekedar intro saja. Tulisan kali ini saya sedikit mengupas tentang diri sendiri.. Tentu saja masih berkaitan dengan mental. Beralih dari karyawan ke wirausaha tidaklah semudah yang dibayangkan sebelumnya. Dari sekian banyak hal yang mesti diubah, ada satu hal yang begitu berat bagi saya, yakni mengubah mental. Mental menurut saya berproses sejak dari kecil seiring pengalaman-pengalaman hidup yang terlewati. Yang akhirnya menjadikan mental sebagai sikap dan pola pikir kita dalam menghadapi dan menjalani sesuatu.

Saat menjadi karyawan, mungkin saya selalu menganut prinsip ‘setidaknya’ karena beberapa alasan yang maaf tidak bisa saya sebutkan di sini. Misal, setidaknya saya masuk kerja, setidaknya ada yang saya kerjakan, setidaknya saya tidak malas, setidaknya saya kerjakan apa yang disuruhkan, dan setidaknya-setidaknya yang lain. Memang tidak selalu seperti itu, tergantung kondisi saja, namun saya saat itu tidak sadar bahwa mental seperti itu telah membuat saya turun ke tingkat proaktif level bawah.

Ini bukan mencari kambing hitam di antara kambing putih ya.. Ini salah satu contoh cara mengenali mental diri sendiri agar bisa mencari solusi dan melakukan perubahan secepatnya. Setelah tahu bahwa mental saya seperti itu, maka saya tersadar bahwa menggapai mimpi sebagai orang sukses dalam wirausaha bakal susah, karena itu jelas merupakan hambatan. Dengan kata lain, bila mental seperti itu bisa membuat orang sukses, tentu sudah banyak berkeliaran orang sukses di sekitar kita. Iya kan? Jadi, saya harus melakukan sesuatu.

Sejauh ini, langkah-langkah yang saya lakukan adalah menggali sebanyak mungkin informasi kehidupan pengusaha di sekitar saya, mencari informasi tentang kegigihan dan peluang usahanya. Selain itu, juga membaca hal-hal yang berkaitan dengan wirausaha dan hal yang menjadi kilas baliknya. Juga membayangkan orang lain yang sedang berjuang dalam dunia wirausaha kemudian membandingkan dengan diri sendiri dalam hal kesiapan mental diri agar senantiasa siap menjalaninya.

Kesimpulan, saya harus mengkondisikan mental terlebih dahulu dan menjauhkan mental yang tidak membangun. Karena untuk menjadi pengusaha, diperlukan orang yang bermental extraordinary yang tentu saja memiliki visi, inisiatif, dan kegigihan dalam mewujudkan rencananya. Hanya orang yang punya mental kuat yang bisa tetap bertahan di tengah-tengah tantangan dan hambatan yang tidak pernah berhenti mengintai di segala bidang usaha dan pekerjaan. So, semangat terus!


Akhirnya kini giliran anda, sudah kenal mental anda?

*Ini refleksi untuk saya pribadi yang ingin membangunkan kembali macan yang tidur dalam jiwa, bukan untuk riya atau semacamnya. Maaf bila ada yang kurang berkenan.

Posted on 04:21 by 100% asli