Apapun yang kita lakukan dalam hidup seharusnya mengandung unsur semangat dalam menjalankannya. Apabila suatu kegiatan atau pekerjaan kita lakukan tanpa dilandasi oleh semangat juang, maka kita hanya setengah-setengah saja dalam melakukan dan hasilnya juga tidak memuaskan. Bila ini dibiarkan terus menerus, maka kita akan menjadi bosan dan stress bisa muncul karenanya. Pada akhirnya mungkin berbuah penyakit yang secara perlahan menggerogoti jasmani kita.

Untunglah semangat itu hampir sepenuhnya ditentukan oleh kita sendiri. Kita berkuasa penuh terhadap semangat yang mau kita munculkan. Kalaupun ada pengaruh dari luar tentunya membutuhkan penyaringan dulu di pikiran kita apakah itu akan berpengaruh atau tidak. Jika mental kita kuat, maka pengaruh dari luar gampang saja ditepis dan tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap semangat kita.

Jadi, bila banyak orang yang kemudian beranggapan semangat juang itu karena pengaruh orang lain, maka itu berarti mentalnya masih lemah karena masih membutuhkan perlakuan orang lain terhadap dirinya untuk bisa bersemangat. Begitu pun, bila kita menyalahkan orang lain yang menurunkan semangat kita, itu seharusnya menyalahkan dirinya dulu kenapa masih memperhatikan orang lain dan membiarkan pengaruh itu masuk dalam pertimbangannya. Bilak kita mempertimbangkan sesuatu yang bertentangan dengan kemauan atau rencana kita, maka kemungkinan besar akan menurunkan semangat kita.

Bila kita sudah tahu bahwa semangat juang kita hanya dipengaruhi oleh kita sendiri, maka saatnya untuk kita melatih diri agar menjadi tangguh dalam setiap kondisi. Bila berani membina hubungan asmara, maka harus berani menghadapi konsekuensi terburuknya. Bila berani berutang, maka harus mau menerima konsekuensi bila nanti dihimpit oleh hutang itu. Menerima konsekuensi dalam hal ini, tetap bersemangat dan bertanggung jawab bila hal terburuk terjadi, tidak menjadi depresi atau lari dari tanggung jawab.

Banyak hal yang harus kita hadapi dalam hidup ini, baik itu yang kita inginkan maupun yang tidak kita inginkan. Semuanya harus dihadapi dan tidak boleh sembunyi darinya. Semangat juang tentu saja diperlukan untuk membuat kita berani menghadapi semua resiko yang ada. Bila kita tetap semangat, maka akan merangsang alam pikiran kita untuk mencari jalan keluar. Semangat juang pula yang akan merongrong jasmani kita untuk bergerak menggapai solusi itu.

Semangat juang bukan hanya sebatas teriakan yang disertai kepalan tangan ke atas. Semangat lebih dari pada itu, kawan! Semangat adalah bentuk rasa syukur yang diekspresikan dalam bentuk implementasi yang bertanggung jawab. Tumbuhkan semangat juang dalam diri kita untuk menggapai target dan mimpi yang ingin diraih. Bayangkan kebahagiaan saat tercapainya semua yang diinginkan. Semangat juang harus kita pertahankan hari demi hari, karena itulah roda penggerak perubahan hidup kita. Tetap Semangat!

Posted on 01:46 by 100% asli

Postingan kali ini saya mau mengulas tentang hidupku khusus episode karyawan, sebuah status yang pernah kuperankan selama lebih dari 4 tahun. Saya tidak bermaksud memberikan propaganda negatif dan sebisa mungkin saya usahakan berimbang.

Semula saya menganggap bekerja sebagai karyawan adalah kendaraan saya untuk menuju bebas financial atau setidaknya memiliki banyak uang dan memiliki peluang untuk mendapatkan apapun yang saya inginkan. Tapi ternyata tidak demikian.

Posted on 03:21 by 100% asli

No comments

Pada postingan kali ini, saya tertarik untuk membahas istilah waktu adalah uang. Kita tidak mengetahui wujud waktu dan waktu hanya bisa kita rasakan dan ukur dengan membayangkan sesuatu yang terjadi selama satu ukuran waktu itu sendiri. Misal, bila kita membayangkan 1 hari, maka yang ada dalam pikiran kita adalah rentang dari bangun pagi hari ini hingga bangun pagi lagi di esok hari. Waktu di dunia ini dihitung dengan patokan pergerakan bumi dengan matahari yang menghasilkan siang dan malam. Mungkin jadi bingung ya.. Memang waktu tidak gampang untuk didefinisikan, tapi begitu kita sebut 1 menit, 1 jam, 1 hari, 1 tahun, kita langsung tahu begitu kita membayangkannya.

Segala sesuatu membutuhkan waktu, tidak peduli apa pun itu. Bila waktu berhenti, tentu saja kehidupan juga telah berakhir. Jadi, segala yang menjadi aktivitas kita membutuhkan waktu atau berjalan dalam ukuran waktu. Baik itu membuat kue, membuat kerajinan tangan, berpikir, menulis, berkomunikasi, mempersiapkan sesuatu, beribadah, bepergian, menelpon, dan lain-lain, tidak ada yang luput dari waktu. Dan yang unik dari waktu adalah terbatas, tidak kembali lagi, dan jumlahnya selalu sama. Dari semua alasan itu, maka waktu adalah satu tanda kebesaran Allah SWT.

Apa pun yang kita lakukan, satu titik waktu hanya bisa dilalui dengan satu tindakan. Dalam rentang waktu tertentu, kita bisa melakukan banyak aktivitas dan semakin banyak aktivitas bermanfaat yang bisa kita lakukan atau kita selesaikan maka semakin efektif waktu kita. Ada pesan dalam agama yang mengatakan ‘hidup untuk beribadah’. Hidup berarti waktu. Jadi waktu dipakai untuk beribadah. Beribadah dalam arti umum adalah menjalankan semua aktivitas karena Allah SWT, termasuk sholat, makan, istirahat, bekerja, dan semua hal yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada kita. Jadi waktu dipakai untuk mendatangkan manfaat saja, bukan untuk hal-hal yang membawa dampak negatif.

Orang yang memanfaatkan waktu dengan baik, berarti juga memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya. Bila waktu yang terbatas itu kita gunakan untuk fokus melakukan suatu usaha maka hasilnya akan bisa kita lihat lebih cepat, sebaliknya bila seseorang selalu mengulur waktu dalam melakukan usaha yang sama maka hasilnya akan lama ia peroleh itupun tidak tahu juga apakah akan ada hasilnya atau tidak ada sama sekali.

Nah, selisih waktu tadi yakni antara yang fokus dan yang mengulur waktu itulah keuntungan dari orang yang fokus atau yang efektif dalam menggunakan waktu. Selisih itu kita kalikan dengan keuntungan dari hasil yang diperoleh dalam periode tertentu, maka akan kita dapatkan jumlah uang per waktu. Contoh, orang yang fokus atau efektif sudah meraih sukses setahun lebih awal dibanding orang yang mengulur waktu. Artinya orang yang fokus sudah mendapatkan untung selama setahun sementara orang yang mengulur waktu masih berusaha. Jika keuntungan dari hasil usaha orang yang fokus 2 juta per bulan, maka dalam setahun orang yang fokus sudah mendapatkan 24 juta, sementara orang yang mengulur waktu belum mendapatkan apa-apa malah masih terus menghabiskan dananya. Itulah harga dari waktu yang dipergunakan secara efektif. Dan akhirnya, itulah alasan mengapa muncul istilah waktu adalah uang, seperti itulah cara menghitungnya.

Posted on 03:33 by 100% asli

Kita semua sepakat bahwa jujur adalah sifat yang disukai oleh semua orang.  Ini juga sekaligus bermakna bahwa semua orang tidak suka dibohongi. Membiasakan jujur adalah hal yang positif meskipun kadang ada saja hal yang membuat kita dilema untuk berkata jujur.

Perlukah untuk selalu jujur? Menurut saya perlu, dengan sedikit pengecualian. Mengapa? Karena ada hal-hal tertentu yang tidak bisa begitu saja kita beri tahu kepada orang lain. Ada hal yang sebaiknya disembunyikan dengan mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan singkat agar menimbulkan makna yang ganda dan orang lain tidak kepikiran untuk menanyakan lebih jauh. Jika tidak jujur bisa membuat kita lebih tenang dan terhindar dari urusan yang lebih rumit, tentunya tidak berkata jujur tidak apa-apa.

Mungkin saya terkesan menyarankan untuk tidak jujur, maka itu saya tambahkan bahwa tidak jujur yang saya maksud di sini tidak sama dengan berbohong. Kalau berbohong, berarti ada upaya kita untuk mengarang suatu cerita fiktif yang tidak benar dan mengarahkan orang lain untuk mempercayainya, sedangkan tidak jujur cukup dengan jawaban yang singkat yang mungkin hanya kita sendiri yang rugi karenanya.

Misalnya, kita sedang sakit namun kita berusaha menyembunyikannya. Di saat ada orang yang bertanya “kamu baik-baik saja?”, bila kita tidak ingin sakitnya kita jadi pembicaraan lebih lanjut atau membuat suasana heboh atau seakan-akan menjadi alasan agar kita diistimewakan, kita mungkin lebih memilih untuk menjawab “saya baik-baik saja”. Jawaban itu sudah termasuk kategori tidak jujur, tapi tidak masalah karena kita tidak berbicara lebih jauh lagi tentang itu dan tidak merugikan orang lain.

Penerimaan orang terhadap kita tidak selamanya harus dengan ditunjukkan kejujuran, bahkan dengan kita bercanda dan memuji orang saja sudah cukup untuk membuat kita dekat dengan seseorang yang kita inginkan. Tidak perlu semua hal meskipun itu jujur kita katakan ke orang, toh orang lain juga mungkin tidak terlalu tertarik untuk mengetahui kisah hidup kita yang datar, sedih, ataukah penuh warna.

Jadi, bagaimana dengan masalah saya? Apakah saya akan pendam terus? Tenang, sebenarnya filosofi dari curhat itu adalah yang penting kita ucapkan. Ingatlah kembali, saat kita menyampaikan sebuah pengakuan ke orang lain, kita memang lega bisa mengeluarkan apa yang menjadi beban pikiran kita, tapi kita tidak bisa memprediksi lawan bicara kita apakah antusias, merendahkan, menyalahkan kita, atau menganggap biasa saja. Malah jadi bumerang jika apa yang kita sampaikan tentang diri kita malah menjadikan hubungan kita dengan lawan bicara menjadi renggang. Kalau sudah begini, tentu lebih baik bila kita tidak mengatakan apa adanya kan?

Mungkin lebih baik kita diam saja dari pada banyak bicara. Diam menjauhkan kita dari menyampaikan hal-hal yang tidak perlu sebagai bentuk kejujuran. Diam malah bisa menjadi kita lebih disegani karena orang tidak bisa menebak isi pikiran kita sehingga tidak seenaknya saja memperlakukan kita.

Kalau mau jujur dan terbuka, lakukan itu hanya kepada Tuhan semata. Bila kita yakin akan adanya Tuhan yang mengetahui segala hal yang ada pada diri kita, maka sampaikanlah ke Tuhan. Sampaikanlah apa yang kita risaukan, menangislah bila memang perlu, buatlah pengakuan akan kesalahan dan kelemahan kita, sebutkan apa yang kita harapkan dari orang lain, dan apa yang kita inginkan di masa yang akan datang. Tentu berlaku jujur kepada Tuhan jauh lebih penting dan aman dibanding jujur apa adanya terhadap manusia.

Posted on 17:31 by 100% asli

Semangat adalah langkah berikutnya setelah kita termotivasi. Seringkali orang termotivasi setelah mengikuti seminar sukses, mendengar ceramah, mendengar petuah, dan sebagainya. Tapi sayangnya semangat yang timbul tidak jarang hanya munculnya saat itu saja dan tidak bisa bertahan lebih dari satu hari. Kenapa?

Kita selayaknya menyadari bahwa kita hidup dalam lingkungan yang beragam. Seringkali lingkungan yang kita miliki adalah lingkungan yang memang tidak kondusif untuk menjaga semangat perubahan menuju sukses. Setelah kita menyadari kondisi lingkungan, mau tidak mau kita harus mempersiapkan segala hal yang bisa menjaga kita untuk bisa terus bersemangat dalam kondisi seperti itu. Apa saja yang harus dilakukan?

Posted on 18:11 by 100% asli

No comments

Kebahagiaan adalah suasana hati yang diinginkan oleh semua orang. Dengan bahagia, hati menjadi damai tanpa ada beban yang menggelayut. Bahagia itu ibarat candu yang terus kita cari dan ingin kita rasakan terus menerus. Kebahagiaan menjadi target semua orang di dunia ini. Bagaimana cara menemukan arti kebahagiaan?

Tidak ada arti mutlak tentang kebahagiaan itu sendiri karena bersifat subyektif atau dengan kata lain standar kebahagiaan setiap orang tidak sama. Kebahagiaan itu muncul di dalam pikiran yang kemudian dibenarkan oleh hati kita yang kemudian senang dengan kondisi yang terjadi.

Kebahagiaan tingkat tinggi adalah kebahagiaan yang diperoleh setelah kita melewati banyak pahit manisnya hidup. Yaitu, saat kita telah mengalami pahitnya kegagalan, kehilangan, dan kekurangan, sehingga nikmat apa pun yang kita dapatkan setelah itu akan membuat kita bersyukur dan berbahagia.

Bahagia itu berkembang seiring dengan waktu. Yang membuat rasa bahagia berlalu dengan cepat karena adanya unsur kepuasan tentang suka atau tidak suk. Bila hari ini kita merasa tidak puas terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha kita, maka kebahagiaan akan terasa berkurang.

Ada banyak orang di luar sana yang menganggap dirinya tidak pernah merasakan kebahagiaan. Menurut saya itu keliru, mereka berpikiran seperti itu karena melihat dirinya apa yang tidak dimiliki, bukan melihat apa yang telah ia dapatkan dan miliki. Padahal, bila kita melihat kesehatan, ketenangan, keuangan, dan kelebihan materi yang kita miliki yang tidak didapatkan oleh semua orang, maka sepatutnya kebahagiaan sudah muncul dalam pikiran kita.

Kebahagiaan bukan hanya menyangkut masa kini tapi juga berkaitan dengan masa lalu dan masa depan. Itu semua menyangkut pikiran saja. Bila kita mengingat masa lalu, maka ada saja yang menjadikan kita tidak bahagia dengan masa lalu yang masih menyisakan penyesalan di masa kini. Begitu juga dalam menatap masa depan, kita selalu dihadapkan pada bayangan ketidakpastian masa depan yang membuat kita risau. Kita kadang menjadi tidak tenang dengan apa yang kita usahakan saat ini, karena kekhawatiran akan memberi dampak yang kurang bagus di masa yang akan datang.

Dari berbagai hal yang mempengaruhi kebahagiaan kita, sebenarnya boleh jadi kita belum menemukan arti kebahagiaan yang hakiki. Menurut saya, kebahagiaan hakiki bukan terletak pada harta yang kita miliki, anak yang kita sayangi, urusan yang terselesaikan, tapi sejauh mana kita bertawakkal dan melibatkan Tuhan dalam segala aktivitas dan usaha kita. Ketenangan dalam melakukan aktivitas dan mengharapkan sesuatu adalah cerminan kita dekat kepada Tuhan, karena kita yakin Tuhanlah yang mengatur semua hal, Tuhan melihat semua kejadian, dan Tuhan yang memberi rejeki kepada semua makhluk. Dan terlebih lagi, semua ini hanya dunia yang akan kita akhiri suatu hari nanti.

Posted on 15:24 by 100% asli