Kita semua pasti sudah sangat paham bahwa terampil dalam manajemen waktu sangat diperlukan dalam meraih kesuksesan. Tapi, seringkali tanpa kita sadar kita terjebak dalam penerapan manajemen waktu yang tidak benar seperti dengan bersemangat langsung menyusun jadual kegiatan secara terperinci bahkan lengkap dengan alokasi waktu dan batasannya.

Yang harus ditekankan di sini adalah manajemen waktu tidak bisa berhasil bila kita tidak terlebih dahulu mengubah kebiasaan dan pola pikir kita. Jika kita hanya tergoda untuk menertibkan seabreg kegiatan atau kesibukan tanpa benar-benar siap apalagi merasa membutuhkannya, bisa jadi stress yang kita alami.

Contoh, saya sering menemui diri saya hanya terjebak dalam aktivitas membuat jadual kegiatan sendiri dan besoknya entah kenapa saya kembali lagi ke kebiasaan semula dan lupa dengan aturan yang saya buat sebelumnya. Akhirnya, bisa ditebak bahwa saya hanya menghabiskan waktu, hanya membuat saya stress sendiri dan akhirnya muncul krisis kepercayaan terhadap diri sendiri. Malah jadi gawat kan?

Nah, berkaca dari pengalaman itu, saya berikan tips jitu manajemen waktu untuk meraih sukses yang mungkin belum pernah ditemui di buku teks yaitu:

1. Kenali dulu diri kita, benarkah diri kita benar-benar membutuhkan manajemen waktu atau tidak. Jika tidak, lebih baik jalani saja dulu kesenangan kita sambil menunggu kita bosan dengan sendirinya. Jika sudah bosan, barulah kita pikirkan manajemen waktu itu sebagai solusinya.

2. Orang yang mau maju pasti sangat menginginkan efektifitas waktu agar bisa memberikan kemajuan bagi dirinya. Tapi, jangan terjebak dengan serta merta memberikan batasan-batasan ekstrim karena secara naluriah hati kita mungkin tidak menginginkannya. Buatlah manajemen waktu secara bertahap biarkan seluruh jiwa raga kita menikmatinya dan secara bertahap menginginkannya.

3. Tidak usah terburu-buru, santai saja. Biarkan kesibukan kita atau tekanan dari luar yang memaksa kita untuk sadar akan pentingnya manajemen waktu. Jika kita terburu-buru menginginkan perubahan signifikan dalam waktu singkat, menurut saya bakalan sekadar panas-panas kotoran ayam saja.

4. Bila saatnya kita telah sadar dan mulai menyusun manajemen waktu, saya sarankan percaya pada diri sendiri. Kita yang mengetahui diri kita sendiri berdasarkan pengalaman yang telah kita lalui. Mana yang harus didahulukan, mana yang harus diprioritaskan, mana yang harus secepatnya dikerjakan, dan mana yang harus dihilangkan sama sekali.

Memang benar waktu adalah uang. Tapi semua punya aturan main, terutama bagaimana mengatur diri sendiri agar bisa berproses menuju seperti yang diinginkan. Tentu saja akan lebih baik bila secepatnya kita bisa mahir dalam manajemen waktu agar cepat pula terasa manfaatnya.

Saya punya logika sendiri untuk memaknai istilah ‘waktu adalah uang’, yakni manakah yang mempunyai banyak uang, pebisnis yang sukses di usia 45 tahun atau pebisnis yang sukses di usia 31 tahun? Jika kita menunggu usia 45 tahun untuk sukses padahal di usia 31 tahun sudah bisa, itu berarti kita telah menyia-nyiakan uang sebanyak 14 tahun!

Tinggal kalikan penghasilan anda per bulan dengan 12 bulan kali 14 tahun. Angka yang pastinya sangat besar, yang tidak pernah kita sadari dan pikirkan sebelumnya kan? Itulah pentingnya manajemen waktu, kawan!