Utang itu ibarat air laut yang jika diminum akan membuat kita semakin haus. Utang akan tetap menjadi utang yang harus anda kembalikan bagaimanapun kondisi hidup anda. Utang pun tidak lekang oleh waktu malah bisa mengakar dan bertambah besar. Nah, sebelum mengambil keputusan untuk berutang, kita terlebih dahulu harus mengetahui cara bijak menggunakan utang.
Sekali anda mengutang, maka ada potensi utang kedua, ketiga, dan seterusnya akan mengikuti. Bila kita berutang untuk pertama kali dan tidak mampu mengembalikannya, maka kemungkinan besar kita akan memilih untuk mencari utang kedua, dan seterusnya. Oleh karena mendapatkan utangan lumayan mudah, maka kita mungkin akan merasa santai, merasa tenang-tenang saja. Kalau tidak bisa bayar kan masih bisa ngutang lagi.
Saya pernah mengikuti pelatihan kerja di mana saat itu dipaparkan tentang kebijakan perusahaan dalam menggulirkan dana lunak ke UKM sekitarnya. Pembicara selaku wakil perusahaan itu mengatakan bahwa dari semua pinjaman lunak yang digulirkan ke UKM hanya setengahnya saja yang bisa mengembalikan angsuran secara tepat waktu. Malah, tidak sedikit yang di tengah jalan angsurannya menggantung alias terkatung-katung atau dengan kata lain si peminjam kredit lunak tersebut mengalami kebangkrutan. Masalah itu muncul menurut saya karena si terutang tidak bijak dalam mengelola pinjaman yang diberikan.
Utang, apa pun peruntukannya harus dipertanggungjawabkan. Meminjam uang kepada orang lain harus dengan pemikiran matang agar tidak menimbulkan kesulitan yang lebih besar. Apabila utang untuk keperluan pribadi, maka harus dipikir matang apakah memang keperluan pribadi itu harus dipenuhi dan tidak bisa ditunda atau hanya keinginan sesaat karena tergiur promosi, atau tidak mau dianggap ketinggalan dari teman-teman pergaulan. Selain itu, harus dipertimbangkan juga mengenai bagaimana nanti cara mengembalikannya, pakai uang dari mana. Apakah utang dibayar dengan uang dari gaji suami, dari bisnis sendiri kalau ada, menunggu piutang yang belum terbayar, belanja bulanan yang disisihkan, atau sumber lain.
Bila utang akan dipakai sebagai dana usaha, maka hitung-hitungannya harus benar dan tidak gegabah seperti perkiraan untung untuk membayar angsuran, apakah bisnis bisa bertahan lama setidaknya sampai angsuran utang selesai, apakah bisnis menjanjikan untuk jangka panjang, dan pertimbangan lain. Utang untuk bisnis harus dipikirkan dengan sangat matang karena pasti menyangkut uang dalam jumlah besar. Memang benar keuntungan dari bisnis yang berhasil akan besar jumlahnya, tapi bila rugi, yang ditanggung juga besar dan bisa jadi menghisap harta kita yang lain untuk membayarnya seperti rumah disita, perhiasan dijual, kendaraan disita, dan sebagainya.
Mengingat dampak yang tidak kecil dari berutang, maka kita harus berpikir secara matang dan tidak mengambil keputusan secara terburu-buru. Siapa tahu dengan mendiamkan ide bisnis atau niat untuk berutang, ada ide lain atau bisnis lain yang dianggap lebih aman dari segi modal dan lebih cerah prospeknya. Siapa tahu dengan menahan keinginan berutang karena keingina pribadi, bisa muncul ide baru yang bisa mengganti keinginan sebelumnya dengan biaya yang lebih rendah seperti meminjam punya teman (atau rental) sehingga tidak perlu sampai membeli baru.
Utang harus tetap dianggap serius walaupun ada utang yang tidak memiliki bunganya. Jangan merasa tenang bila utang belum terbayarkan. Pastikan anda punya rencana yang matang untuk bisa mengembalikan utang secepatnya. Dan terakhir, utang jangan sampai menjadi urusan yang berlarut-larut yang akibatnya membuat hidup kita menjadi tidak tenang dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu, pertimbangkan benar-benar sebelum memutuskan untuk mengambil utang.
Sekali anda mengutang, maka ada potensi utang kedua, ketiga, dan seterusnya akan mengikuti. Bila kita berutang untuk pertama kali dan tidak mampu mengembalikannya, maka kemungkinan besar kita akan memilih untuk mencari utang kedua, dan seterusnya. Oleh karena mendapatkan utangan lumayan mudah, maka kita mungkin akan merasa santai, merasa tenang-tenang saja. Kalau tidak bisa bayar kan masih bisa ngutang lagi.
Saya pernah mengikuti pelatihan kerja di mana saat itu dipaparkan tentang kebijakan perusahaan dalam menggulirkan dana lunak ke UKM sekitarnya. Pembicara selaku wakil perusahaan itu mengatakan bahwa dari semua pinjaman lunak yang digulirkan ke UKM hanya setengahnya saja yang bisa mengembalikan angsuran secara tepat waktu. Malah, tidak sedikit yang di tengah jalan angsurannya menggantung alias terkatung-katung atau dengan kata lain si peminjam kredit lunak tersebut mengalami kebangkrutan. Masalah itu muncul menurut saya karena si terutang tidak bijak dalam mengelola pinjaman yang diberikan.
Utang, apa pun peruntukannya harus dipertanggungjawabkan. Meminjam uang kepada orang lain harus dengan pemikiran matang agar tidak menimbulkan kesulitan yang lebih besar. Apabila utang untuk keperluan pribadi, maka harus dipikir matang apakah memang keperluan pribadi itu harus dipenuhi dan tidak bisa ditunda atau hanya keinginan sesaat karena tergiur promosi, atau tidak mau dianggap ketinggalan dari teman-teman pergaulan. Selain itu, harus dipertimbangkan juga mengenai bagaimana nanti cara mengembalikannya, pakai uang dari mana. Apakah utang dibayar dengan uang dari gaji suami, dari bisnis sendiri kalau ada, menunggu piutang yang belum terbayar, belanja bulanan yang disisihkan, atau sumber lain.
Bila utang akan dipakai sebagai dana usaha, maka hitung-hitungannya harus benar dan tidak gegabah seperti perkiraan untung untuk membayar angsuran, apakah bisnis bisa bertahan lama setidaknya sampai angsuran utang selesai, apakah bisnis menjanjikan untuk jangka panjang, dan pertimbangan lain. Utang untuk bisnis harus dipikirkan dengan sangat matang karena pasti menyangkut uang dalam jumlah besar. Memang benar keuntungan dari bisnis yang berhasil akan besar jumlahnya, tapi bila rugi, yang ditanggung juga besar dan bisa jadi menghisap harta kita yang lain untuk membayarnya seperti rumah disita, perhiasan dijual, kendaraan disita, dan sebagainya.
Mengingat dampak yang tidak kecil dari berutang, maka kita harus berpikir secara matang dan tidak mengambil keputusan secara terburu-buru. Siapa tahu dengan mendiamkan ide bisnis atau niat untuk berutang, ada ide lain atau bisnis lain yang dianggap lebih aman dari segi modal dan lebih cerah prospeknya. Siapa tahu dengan menahan keinginan berutang karena keingina pribadi, bisa muncul ide baru yang bisa mengganti keinginan sebelumnya dengan biaya yang lebih rendah seperti meminjam punya teman (atau rental) sehingga tidak perlu sampai membeli baru.
Utang harus tetap dianggap serius walaupun ada utang yang tidak memiliki bunganya. Jangan merasa tenang bila utang belum terbayarkan. Pastikan anda punya rencana yang matang untuk bisa mengembalikan utang secepatnya. Dan terakhir, utang jangan sampai menjadi urusan yang berlarut-larut yang akibatnya membuat hidup kita menjadi tidak tenang dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu, pertimbangkan benar-benar sebelum memutuskan untuk mengambil utang.