Rasa cemas adalah sesuatu yang wajar dialami setiap orang, baik itu orang kaya ataupun orang miskin, anak kecil hingga orang tua. Itu didasari karena kita masih punya masa depan alias kita masih hidup dan tidak ada yang bisa memastikan hidupnya ke depan akan selalu tenang, lepas dari segala penyakit, lepas dari segala musibah, dan terutama lepas dari dosa. Tapi apakah rasa cemas akan kita biarkan menggerogoti ketenangan kita secara dominan? Tentu saja tidak ada yang mau.

Berikut adalah beberapa tips melawan rasa cemas yang bisa penulis sarankan untuk dilakukan. Ini pengalaman pribadi jadi mungkin berbeda dengan tips yang ada di blog lain, meskipun begitu semoga memberi manfaat..

1. Ikhlaskan apa yang terjadi
Kita tidak bisa menjamin segala sesuatu terjadi sesuai dengan keinginan kita sendiri. Kita harus sadar bahwa ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang bisa mengubah kondisi alam semesta dari hal kecil (pikiran seseorang) hingga yang lebih masif (gempa bumi). Sebenarnya kita tidak punya kuasa apa-apa, bahkan kehidupan kita pun tidak kita tahu sampai kapan. Jadi mau tidak mau suka tidak suka, kita harus pasrahkan saja semua yang kita usahakan dan kita impikan, karena memang begitulah kodratnya kita sebagai manusia. Kalau kita mencemaskan sesuatu melebihi dari normal, artinya kita sudah menyalahi kodrat, dan hal yang buruk pada diri kita akan muncul.
2. Hindari Dosa
Dosa pada dasarnya adalah perbuatan yang melanggar peraturan dalam masyarakat. Sebenarnya lebih tepat dosa adalah perbuatan yang melanggar agama, tapi kami beranggapan bahwa lebih banyak orang yang lebih takut pada masyarakat dibanding agamanya sendiri. Tapi ini tidaklah prinsipil, karena pengamatan setiap orang berbeda-beda.. Yang pasti bila seseorang melanggar apa yang jadi peraturan masyarakat, ini pasti akan menimbulkan kecemasan dan ketidaktenangan. Jadi hindarilah jadi berbeda dalam masyarakat, berbaurlah, berpikir positiflah, dan sapalah orang-orang dengan ramah.

3. Diskusi dan Ceritakanlah
Bila suatu pikiran kita pendam sendiri, lama-lama kita akan limbung sendiri. Kita akan berputar-putar dalam kondisi cemas yang tidak ada selesainya. Sebaiknya carilah teman diskusi dan ceritakanlah apa yang jadi kecemasan kita. Mungkin dengan begitu, kita akan mendapat masukan, saran, dan semangat dari orang lain. Setiap orang punya pengalaman masing-masing, bisa jadi ada yang sudah mengalami sebelumnya sehingga kita bisa berkaca pada pengalaman orang lain tersebut sehingga kita punya batasan atau arahan ke mana kita akan melangkah.

4. Persiapkan Dengan Matang
Banyak orang cemas karena tidak bisa melakukan sesuai keinginannya. Ini bisa disebabkan banyak hal, tapi menurut kami yang dominan adalah karena persiapan yang kurang dengan target yang ketinggian. Seharusnya kita harus mempersiapkan sesuatu sesuai dengan target yang kita kejar. Kalau targetnya tinggi tapi persiapan dan usaha biasa saja, ya pasti cemas yang muncul. Kalau persiapan kurang, sebaiknya target biasa saja alias tahu diri. Menurut kami, persiapan adalah hal yang paling penting dari semuanya, karena persiapan yang bagus, pelaksanaanya pun bisa tenang, misal presentasi, rapat, ujian, dll.. Kita bisa mengingat masa sekolah dulu, kalau kita belajarnya sangat cukup, pasti kita yang paling tenang dalam ujian..

Segitu saja yang kami sarankan.. Semoga kecemasan yang teman alami bisa secepatnya menurun dan tidak mengganggu aktivitas yang lain.. Amiinn..

Oiya. silakan baca-baca isi blog kami.. Tulisannya mungkin sederhana banget ya, tapi kami tidak menyontek isi blog lain, kami menulis apa yang sedang terlintas dalam pikiran, jadi tentunya kami beda..

.

Posted on 23:00 by 100% asli

Pekerjaan kantor memang dianggap oleh sebagian orang adalah pekerjaan yang membosankan. Alih-alih memilih bagian kantor, banyak orang yang lebih memilih untuk bekerja di bagian lapangan karena dianggap lebih bebas dan lebih banyak bergerak serta bertemu dengan orang yang berbeda setiap hari. Tapi kalau pekerjaan yang kita dapatkan adalah bagian kantor, kita tentu tidak bisa menolak. Kita tetap berusaha menjalankan tugas dan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya.

Pekerjaan kantor sering membuat kita stress karena banyaknya hal yang mesti kita kerjakan dengan suasana yang monoton. Pekerjaan terasa tidak ada habis-habisnya dengan daftar yang tidak pernah berkurang. Jangankan untuk melakukan refreshing sebentar saja, bahkan untuk bernapas pun rasanya sudah tidak sempat.

Menumpuknya pekerjaan mesti disikapi dengan profesional. Bila ada hal yang tidak berjalan dengan semestinya semisal pekerjaan yang terlalu menyiksa atau membosankan, kita harus terampil dan kreatif mengkondisikan suasana agar tetap termotivasi. Kita tentu tidak bisa serta merta menyalahkan pekerjaan yang menjadi sumber rejeki kita, karena mengeluh tidak akan menyelesaikan pekerjaan malah semakin memperlambat rampungnya pekerjaan. Lagi pula, kita mengeluh akan menjadikan kita semakin bosan tentu saja. Nah, sebelum semua berjalan semakin rumit, ini ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan;

1. Disiplinkan waktu.
Semua orang diberi waktu yang sama, yakni  24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Dalam sehari, kita sudah harus mengalokasikan dan menghabiskan waktu untuk menjalankan aktivitas rutin yakni untuk ibadah, tidur, makan, membersihkan diri, mempersiapkan diri untuk berangkat, perjalanan dari rumah ke kantor, dan lain-lain. Aktifitas rutin tersebut harus dihitung sebagai bagian dari kesibukan karena memakai waktu kita. Dengan begitu, kita lebih menghargai dan mengatur waktu lebih baik.

2. Perencanaan.
Banyak orang mengatakan bahwa apabila anda merencanakan pekerjaan artinya pekerjaan anda sudah setengah selesai. Ini dikarenakan dengan persiapan yang baik dan rapi, maka pikiran menjadi tenang, alur pikiran teratur, dan tidak bertumpuk-tumpuk antara urusan satu dengan urusan lain. Perencanaan itu meliputi dua hal, mengatur susunan pekerjaan anda berdasarkan prioritas dan kedua adalah waktu pengerjaannya yang meliputi kapan pelaksanannya dan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

3. Fokus.
Dalam menyelesaikan pekerjaan, kita dituntut untuk fokus dan tidak melakukan aktifitas lain yang tidak berhubungan, misalnya sms, menonton televisi, dan lain-lain. Fokus menjadikan pikiran terpusat pada satu urusan sehingga pekerjaan bisa cepat selesai dan kita bisa beralih ke pekerjaan berikutnya. Merampungkan satu pekerjaan, selain akan mengurangi beban stress juga menjadi semangat untuk merampungkan pekerjaan kedua, demikian seterusnya.

4. Delegasikan.
Bila pekerjaan utama anda adalah bisnis yang menghasilkan pemasukan lumayan besar, maka tidak ada salahnya bila sebagian pekerjaan anda didelegasikan ke orang lain, seperti merekrut bagian pengetikan, akuntansi, administrasi, penjualan, pengiriman, dan lain-lain. Dalam hal pekerjaan, anda sebaiknya memberi tahu atasan anda bila pekerjaan yang diberikan sudah melebihi kemampuan anda dan dianggap sudah membutuhkan waktu kerja melebihi waktu efektif kerja yang ditentukan. Tidak ada salahnya melaporkan seperti itu. Selama anda terlihat oleh atasan adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam bekerja tentu dia akan percaya pada apa yang anda katakan, dan tidak berpikir negatif.

Hidup terlalu berharga bila hanya dihabiskan untuk menjalani kesibukan pekerjaan. Masih ada keluarga kita yang membutuhkan kehadiran kita, dan masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih bahagia dan mengusahakan kesehatan yang lebih prima. Kita mencari uang untuk kita dinikmati bukan untuk menjadikan hidup kita berat dan susah.

Posted on 20:30 by 100% asli

Beberapa hari lagi pendaftaran CPNS akan dibuka, kesempatan yang mungkin hanya ada setahun sekali. Adalah impian banyak orang untuk bisa bekerja sebagai PNS, karena dari banyak sisi PNS adalah pekerjaan yang mendekati ideal. Nah, tentu saja kita yang berminat untuk mendaftar harus menyiapkan segala hal yang bisa lebih menjamin lulusnya kita sebagai CPNS, termasuk persiapan menghadapi soal-soal ujian CPNS tentu saja.

Nah, bicara mengenai soal-soal CPNS apakah mudah atau susah tentunya kembali ke persiapan masing-masing. Setiap orang yang mau ujian tentunya perlu belajar dengan maksimal agar di saat hari pelaksanannya bisa berjalan lancar. Menurut saya, keberuntungan itu bukan ditunggu tapi dijemput. Dijemput dengan cara mengusahakannya. Apalagi ini tes yang melibatkan banyak orang, tentu orang yang beruntung adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam belajar dan fokus dengan persiapannya.

Mengenai kumpulan soal CPNS yang biasanya banyak orang cari, dengan tujuan bisa berlatih mengerjakannya atau setidaknya punya gambaran sejauh mana tingkat kesulitan soal CPNS. Namun melihat soal CPNS yang sekian banyak, alangkah baiknya kita belajar dengan cara mensimulasi diri sendiri dengan mengerjakan soal CPNS yang diperoleh seolah-olah sedang benar-benar menjalani tes dengan rentang waktu yang ditentukan sendiri. Jadi, akhirnya kita bisa mengukur setinggi apa tingkat optimis yang kita miliki untuk menaklukkan tes CPNS nantinya.

Ada banyak soal CPNS yang beredar di pinggir jalan maupun di internet. Anda bisa memilih yang mana menurut anda nyaman untuk dipelajari. Oiya, tes CPNS nantinya menggunakan media komputer, jadi mungkin lebih baik bila sedari belajar sudah terbiasa berinteraksi soal tes CPNS melalui komputer. Jadi, lebih bijaksana bila anda punya soal dalam bentuk pdf atau ebook.

Terus, dapat dari mana soal CPNS dalam bentuk pdf atau ebook? Oiya, banyak orang takut bertransaksi di internet karena takut penipuan. Kalau ini tenang, saya kemarin baru saja membeli soal CPNS yang nantinya kita hanya tinggal download.. Bayangan saya harganya pasti di atas 100 ribuan seperti kebanyakan harga yang ada di internet, ternyata hanya 65 ribu, saya sampai melihat berkali-kali harganya saking tidak percayanya. Beneran.. mengingat saat ini pasti banyak yang mencari soal CPNS jadi mestinya harganya bisa dibuat mahal, ternyata ini malah turun, langsung beli deh.. ternyata isinya lumayan banyak dari mulai kisi-kisi hingga soal beberapa tahun sebelumnya. Karena materinya bagus dengan harga yang lumayan murah, jadi sekalian saya promosi di sini agar orang lain juga bisa dapat infonya.. Ini situsnya, www.soalcpns.com

Oke teman-teman, sekian dari saya, semoga tes CPNS-nya lulus.. Amiinn.

Posted on 04:47 by 100% asli

Banyak istilah yang muncul dalam masyarakat untuk menggambarkan karakter orang. Istilah itu muncul sebagai upaya menghaluskan makna agar tidak menjadi vulgar yang berpotensi konflik atau juga sebagai simbol yang mudah dipahami oleh orang lain. Satu dari sekian banyak itu, adalah lari dari kenyataan, yang mana akan saya ulas lebih jauh di tulisan kali ini.

Seringkali orang yang tidak mau bertanggung jawab terhadap apa yang telah diperbuatnya serta menjauh dari apa yang seharusnya dihadapinya disebut dengan istilah lari dari kenyataan. Lari dari kenyataan selama ini dipandang sebagai istilah yang negatif. Padahal tidak semua orang yang lari dari kenyataan itu orang yang punya niat buruk seperti tidak bertanggung jawab, egois, tega hati, atau sengaja membuat orang lain sengsara. Mungkin ada yang memang berkarakter seperti itu, tapi tidak semua.

Harus diakui setiap orang memilki karakter negatif. Di saat merasa terhimpit oleh beban hidup, karakter negatif akan keluar dan susah dikendalikan yang mana salah satu sifat yang biasa muncul adalah berpikiran pendek. Hasil dari pikiran pendek bisa jadi seperti menjauh dari masalah, lari dari masalah, sembunyi, atau meninggalkan sama sekali masalah itu. Ini yang biasa disebut orang-orang sebagai orang yang lari dari kenyataan.

Istilah lari dari kenyataan adalah istilah yang seenaknya kita katakan untuk mendakwa orang lain. Padahal kita sadar bahwa tidak semua orang punya inisiatif yang sama untuk melakukan satu keputusan. Setiap orang memiliki pertimbangan masing-masing dalam memilih satu keputusan yang bisa jadi akan dicibir dan dianggap negatif oleh orang lain. Karena pertimbangan yang berbeda, maka tidak semua orang memiliki rencana yang sama dalam memutuskan untuk lari dari kenyataan.

Kenapa saya mengatakan tidak semua? Karena boleh jadi di balik itu orang tersebut memiliki rencana yang lebih besar. Misalkan ada orang yang keluar dari kampung halaman karena merasa tidak kuat dengan kesusahan hidup yang diderita setiap hari. Bila ada orang yang seperti itu kita temui, maka mungkin kita langsung sepakat mengelompokkan orang itu dalam kategori orang  yang lari kenyataan. Padahal ada kemungkinan orang yang lari dari kenyataan adalah orang yang mau bergerak karena menginginkan adanya perubahan dalam diri dan hidupnya sehingga mau melakukan sesuatu yang tidak biasa di lingkungannya.

Boleh jadi mereka lari dari rumah, lari dari masalah, lari dari pekerjaan, atau apa pun itu karena mereka yang memang sudah muak dengan kehidupan yang tidak jelas yang dialaminya dan mencoba peruntungan lain di luar sana dengan mencoba satu dari ribuan peluang yang bisa dilakukan. Mereka bisa jadi adalah orang yang telah membangunkan macan dalam dirinya. Jadi tidak semua orang yang lari kenyataan itu negatif ya.

Dari pada mengurusi orang lain, lebih baik kita mengurusi diri kita sendiri. Siapa tahu orang yang kita bicarakan itu sedang berjuang dengan hidupnya dan tahu-tahu kembali dengan kondisi materi yang jauh lebih baik dari kita. Tentu kita tidak ingin menjadi penonton untuk hidup orang lain bukan? Yah, kita harus jadi tokoh utama untuk hidup kita sendiri.

Posted on 16:32 by 100% asli

Seringkali dalam pergaulan, kita tidak sadar hanya sebagai penonton terhadap kehidupan orang lain. Kita lebih senang mengomentari apa yang orang lain lakukan dan hampir tidak pernah memikirkan diri kita sendiri. Persis perilaku orang-orang yang senang menonton sinetron dan acara gosip. Ini adalah awal yang akan menjadikan kita mengabaikan diri sendiri dan tidak sadar bahwa hanya sedikit waktu yang digunakan untuk perkembangan diri sendiri, sehingga seiring waktu orang lain menjadi lebih baik hidupnya dibandingkan apa yang kita jalani.

Hal ini lambat laun akan menggerus kepercayaan diri kita karena selalu memperhatikan dan membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain. Kita akan selalu beranggapan bahwa hidup orang lain jauh lebih berharga dibanding apa yang kita jalani, padahal tidak demikian adanya. Krisis kepercayaan menggerogoti dan akhirnya mempertanyakan apakah diri kita berharga?

Diri kita berharga atau tidak, kita sendirilah yang menentukannya. Kok bisa? Bukan bisa lagi, tapi memang begitulah adanya. Kitalah yang menjadikan semuanya berkembang. Kita terlalu asyik mengurusi orang lain dan mengabaikan perkembangan diri kita sendiri. Di saat orang lain sudah banyak mengalami perkembangan dalam hidupnya, kita ternyata jalan di tempat. Yang dulunya kita merasa kita lebih baik misal dalam hal ekonomi, ternyata orang yang dulunya kita ‘rendahkan’ sudah memiliki materi yang jauh melebihi kita. Akhirnya kita tertekan dengan kenyataan dan mulai menyalahkan semuanya.

Masih untung jika kita sadar bahwa yang menyebabkan semua itu adalah karena kita terlalu mengurusi orang lain dan mengabaikan urusan pribadi, sehingga bisa secepatnya memperbaiki diri. Jika tidak sadar dan masih menyalahkan orang lain, maka kita akan terus berkubang dalam lubang yang sama dan tidak pernah bisa bergerak ke mana-mana alias tidak bisa ‘move on’.

Mudah-mudahan kita tidak mengalaminya dan tidak pernah mau berpikiran seperti itu.

Jika kita beriman dan mengetahui hakikat kehidupan ini, dari mana dan mau ke mana hidup ini, pastilah kita akan mempunyai perisai emosi yang tahan terhadap keluhan, kecewa, dan ratapan nasib. Orang yang menyadari bahwa dirinya hanyalah makhluk yang diciptakan dan akan dimatikan suatu saat nanti akan menggunakan kehidupan dirinya dengan sebaik-baiknya. Terlebih lagi, hidup kita sudah ditentukan dan ditakdirkan sehingga hidupnya akan dijalani dengan lebih hati-hati.

Rumus untuk menjadikan diri kita berharga sangatlah sederhana, yakni mari kita memandang diri kita dan orang lain adalah hanya manusia biasa (karena tidak ada manusia super tentu saja, red.) yang sama-sama mesti berjuang dalam hidup, memanfaatkan peluang, mengatur kehidupan masing-masing, dan saling berinteraksi satu sama lain.

Intinya, anggaplah setiap manusia, baik itu kaya atau miskin, rupawan atau tidak, darah biru atau darah merah, dan lainnya, sama saja, karena semuanya hanyalah makhluk yang sederajat di  hadapan Sang Pencipta. Kalau mereka bisa tentunya kita juga bisa. Kalau mereka kaya, kita juga punya modal yang menjadi kaya.  Tentu semua bisa karena semua manusia diberi dengan akal dan fisik yang sama, tinggal bagaimana memanfaatkannya dengan baik.

Jangan lagi menganggap diri kita lebih baik dibanding orang lain. Kelebihan yang kita miliki hanyalah satu anugrah, sementara orang lain bisa jadi mendapatkan anugrah yang lain yang belum kita lihat. Selalu berpikir positif terhadap orang-orang yang kita lihat dan fokus terhadap diri sendiri. Yah, fokus terhadap apa yang bisa kita lakukan dan berikan untuk orang lain.

Posted on 20:33 by 100% asli

Semua orang menginginkan rejeki, tanpa terkecuali. Rejeki memang bersifat keduniaan, tapi tidak ada salahnya untuk mengejar dunia, karena urusan dunia juga penting agar bisa bertahan hidup dan memperbaiki kualitas hidup. Tentu saja, bila kita memiliki cukup harta dan tidak berpikir berat mengenai materi, maka kita akan lebih tenang dalam beribadah dan bergaul. Saya rasa hampir semua orang setuju bila terlalu banyak harta atau terlalu sedikit harta sama-sama membuat hidup jadi tidak tenang.

Berbagai cara dilakukan orang untuk memperoleh rejeki yang banyak. Dari sekian banyak cara yang kita lihat di sekitar kita, mungkin sedekah termasuk baru di telinga kita. Memberi sesuatu kepada orang lain bukan karena aturan yang mengikat dan bukan karena paksaan dinamakan sedekah. Sedekah adalah memberikan apa yang kita punya kepada orang lain karena Allah SWT, karena kita yakin sedekah kita akan menjadi amalan yang akan langsung dibalas oleh Allah dengan jumlah yang lebih banyak.

Nah, kali ini saya akan membagi kiat-kiat menanti keajaiban sedekah yakni sebagai berikut;

1. Ikhlas

Ikhlas menurut yang saya pahami adalah tidak mengharap balasan dari sesama manusia, tapi mengharapnya hanya dari Allah SWT. Kita memberinya ke manusia, tapi mengharap balasannya dari Allah SWT. Apakah boleh kita berharap kepada Allah SWT setelah bersedekah? Yah, tentu saja boleh. Kita kan memang diharuskan untuk selalu berdoa kepada-Nya, dan berdoa sama saja dengan berharap.

Tentu berbeda kualitas doa dari orang yang berdoa setelah menunaikan ibadah wajib dengan doa dari orang yang berdoa setelah sedekah. Ibadah wajib dilakukan karena memang kita wajib melakukannya, sementara  sedekah hanya amalan sunnah yang tentu tidak semua orang mau dan gampang melakukannya. Menurut saya (maaf jika keliru), semakin berat ibadah itu maka semakin tinggi kualitasnya dan tentu saja semakin cepat dikabulkan doa di dalamnya.

2. Tetap Beriman
Saya memasukkan beriman sebagai satu langkah, karena bagi saya banyak orang yang sering khilaf dengan makna iman. Iman berarti meyakini Allah SWT sebagai satu-satu-Nya Tuhan di dunia ini. Sebagai satu-satunya Tuhan, maka kita meyakini bahwa hanya Allah SWT yang bisa menjadikan semua hal terjadi di dunia ini, tanpa perantara. Seringkali kita khilaf menjadikan sesuatu hal selain Allah SWT yang menjadi sebab terjadinya ini dan itu.

Misal, sedekah yang membuat rejeki bertambah. Kalimat itu bisa bermakna bahwa uang yang kita beri sebagai sedekah itu yang menjadikan rejeki yang bertambah. Ini secara halus bermakna uang sedekah itu yang menjadi sebab, dan itu sudah termasuk iman yang rusak. Mestinya yang benar adalah, kita mendapat rejeki yang melimpah karena Allah berkehendak sebagai balasan dari sedekah yang kita lakukan. Gimana lebih enak kan kedengaran?

3. Istiqomah Melaksanakan Ibadah Wajib
Ibadah wajib masih banyak yang tidak tertunai, itulah mengapa saya tulis istiqomah dalam hal ibadah wajib tidak menyertakan ibadah sunnah. Ibadah wajib tentu memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding ibadah sunnah. Ibadah sunnah juga dianjurkan untuk dilaksanakan, tapi mungkin ibadah sunnah kurang kuat pahalanya bila ibadah wajib tidak dilaksanakan. Bila ibadah sudah dilakukan dengan teratur dan istiqomah, tentu Allah melihat kita memang pantas untuk diberi balasan dari sedekah kita.

4. Berdoa
Berdoa menjadi ukuran sejauh mana ketakwaan manusia kepada Tuhan-Nya. Tentu saja orang yang sering berdoa lebih sering mengingat-Nya dan lebih dekat kepada-Nya. Kita berdoa pertanda kita lemah dan tidak berdaya, kita selalu meminta perlindungan dari-Nya dari bermacam-macam hal yang bisa mengancam iman, kesehatan, dan keselamatan kita. Berdoa juga sebagai upaya untuk menyampaikan apa yang kita inginkan dari-Nya, termasuk balasan sedekah kita.

Akhir kata, sedekah bisa saja tertahan sehingga lama bagi kita mendapatkan apa yang kita harapkan sebagai balasan dari sedekah yang kita lakukan. Mungkin kita masih belum pantas untuk menerimanya dan Allah SWT menunggu kita pantas terlebih dahulu barulah kucuran rejeki itu Dia diberikan. Pantas tidak pantasnya menurutku adalah sejauh mana kita bisa melaksanakan 4 poin di atas. Maaf bila ada salah, tidak ada unsur sengaja bila ada yang tidak sesuai dengan kaidah agama, semata-mata karena kesalahan saya sebagai manusia biasa.

Posted on 17:14 by 100% asli

Topik posting kali ini kembali seputar merantau. Tentu saja tidak membahas sebuah film yang berjudul merantau yang dibintangi Igo Uwais, meskipun arti merantau bisa diibaratkan di sana tapi tanpa hidup susah dan keras seperti dalam film itu pastinya. Merantau di sini dalam artian umum saja berpindah ke daerah lain yang mana di daerah tersebut kita tinggal sendiri atau cuma segelintir kenalan kita di daerah baru tersebut. Awalnya kesepian, namum berjalan dengan waktu pasti akan banyak juga kenalan kita.

Sejauh pengamatan saya di kampung halaman, saya melihat fenomena bahwa banyak orang dari luar pulau saya yang datang mencari peruntungan dengan menjalankan bisnis yang bagi orang pribumi termasuk bidang bisnis yang segelintir saja bahkan tidak ada yang jalankan bisnis itu, jadi khusus mereka dari luar saja yang bisnis seperti itu di daerah saya, misal martabak, terang bulan, bakso, penyetan, rongsokan, jual mainan anak-anak, dll. Keheranan saya muncul karena orang pribumi pun bisa buka bisnis seperti itu, tapi kenapa bisnis itu kok didominasi orang dari Jawa ya..

Ini satu kesimpulan saya, yang mungkin teori baru di dunia pemasaran. Mungkin ya atau saya saja yang berpikiran seperti ini. Hahaha.. Kesimpulan saya adalah karena mereka tidak kenal banyak orang. Faktanya kadang kita senang bertransaksi dengan seseorang yang kurang kita kenal. Kenapa ya? Saya jelaskan alasannya dalam poin-poin saja ya agar tidak belepotan;
  • Kita bisa menawar dengan bebas. Coba bayangkan bila kita menawar dengan orang yang kenal keluarga kita, pasti kita malu menawar karena khawatir dicap pelit.

  • Kita leluasa menyampaikan apa saja. Semua pembeli pasti ingin dihargai termasuk didengar, alias pembeli merasa lebih tinggi dibanding penjual, jadi pembeli merasa punya hak untuk menyampaikan apa saja terhadap dagangan seseorang termasuk mencela. Ada kepuasan tersendiri bila apa yang dipikirkan pembeli tersampaikan ke penjual biarpun itu hanya curahan hati. Si penjual pasti mengiyakan saja, dan meladeni dengan bijaksana. Tipe penjual begini yang pembeli suka, hingga akhirnya akan datang lagi belanja di hari yang lain. Atau bisa juga begini, pembeli tidak mau terlalu banyak basa basi. Si penjual juga karena tidak kenal ya melayani saja transaksi tanpa banyak basa basi.

  • Tidak ada ikatan atau keterpaksaan untuk transaksi lagi di kemudian hari. Kalau kita kenal penjualnya, pasti kita merasa bahwa si penjual akan berharap kita datang lagi bertransaksi selanjutnya, sementara kita tidak mau terikat seperti itu. Jadi kalau penjual itu kita kenal, kita pasti malu kalau ketemu di suatu tempat apalagi kalau ditanyain ke mana saja kok tidak pernah belanja lagi.. haha.. Kalau penjualnya tidak kita kenal, kita bebas saja tidak perlu mikirin di penjual. lah nggak mungkin sering ketemu di acara keluarga dan acara umum lainnya..

Terus, apa hubungannya dengan merantau? Kok pembahasan lari ke jual beli.. hahaha.. Masih bingung kan? Begini, kalau kita merantau kita punya celah pasar seperti poin-poin di atas, yang mana ada orang yang senang bertransaksi dengan orang yang tidak dikenalnya atau tidak mengenal siapa kita. Kita yang merantau pun tidak masalah dengan bisnis apa saja yang penting halal karena keluarga tidak tahu menahu kita melakukan apa di perantauan, kita bisa menurunkan gengsi kita untuk memulai bisnis dari nol. Kenapa jadi solusi? Kalau kita menjalankan bisnis di daerah kita sendiri terus tidak sukses, pertimbangkanlah untuk menjalankannya di daerah lain yang lebih ramai yang lebih banyak orang yang tidak kita kenal. Setuju?

Posted on 13:15 by 100% asli

Rasa malas selalu menjadi alasan sekaligus jawaban untuk semua aktivitas yang belum  dikerjakan. Saking seringnya jadi alasan, orang pun mulai menjadi maklum dan menganggap biasa bila orang beralasan malas. Anehnya lagi, orang-orang seakan sudah tidak mempermasalahkan bila ada orang malas, jangankan di sekolah bahkan di dalam pekerjaan pun begitu. Malas sudah dianggap sebagai suatu sifat wajar, bukan sesuatu yang harus diobati atau bukan lagi permasalahan yang dianggap serius.

“Kalau sudah malas ya mau diapakan lagi. Mendingan tidak usah diberi pekerjaan dan tanggung jawab, paling juga tidak dilaksanakan”. Kalimat ini sudah dianggap sebagai solusi menghadapi orang malas. Diasumsikan bahwa bila orang malas tidak diberi perhatian dalam bentuk tanggung jawab dan sanksi maka orang malas akan ‘sembuh’. Tentu saja tidak bukan? Malah pembebasan tugas ini bisa memunculkan pendapat bagi orang di sekitarnya bahwa menjadi orang malas ternyata enak karena tidak mendapat tugas apa-apa atau tugas yang diberikan pun yang lebih gampang.

Di lingkungan tempat kerja, memiliki partner kerja yang bawaannya malas, pastinya membuat kita gampang terpancing emosi. Kita semua sudah tahu sama tahu bahwa orang malas itu adalah orang yang paling susah disuruh, jadi dari pada dimarahin dan memancing emosi mending kita yang pergi untuk menenangkan diri. Orang malas seperti itu, harus dipindahkan dari area kita karena akan mengganggu suasana kerja.

Besar kemungkinan, beban kerja orang yang malas akan beralih ke orang yang rajin. Bagi orang yang gila kerja dan mengejar promosi, mungkin senang-senang saja karena itu adalah kesempatan promosi dan meminimalkan saingan, tapi untuk yang sadar karirnya sudah mentok, yang sadar bahwa sekeras apa pun kerjanya posisi tidak bakalan naik, mendapati rekan kerjanya yang malas tentu akan membuatnya secara berangsur menjadi pemalas juga. Ditambah lagi bila menyadari bahwa orang yang malas jarang disuruh, maka orang yang rajin akan berkurang sifat rajinnya dan mulai membuat alasan untuk malas dengan menjadikan temannya yang malas itu sebagai pembanding.

Jadi, kalau mau kita dikenal sebagai orang baik ya jadilah orang yang rajin yang bisa diandalkan dan bertanggung jawab. Sedangkan, bila kita mau hidup begitu-begitu saja dan dicibir banyak orang dan tidak bernilai di mata orang, maka jadilah orang yang malas. Tapi ingat, apapun yang kita lakukan pasti ada akibatnya di kemudian hari. Hidup tidak sesederhana dengan hanya menganggap bahwa orang malas menuai akibatnya saat ini saja, tidak demikian adanya. Malas adalah sifat yang akibatnya akan beruntun dan merembet hingga yang lain dan tidak mengenal waktu. Akibat-akibatnya antara lain; dalam beribadah juga malas, anak keturunan juga akan jadi pemalas, susah dipercaya orang sehingga sulit mendapat bantuan orang, susah dalam pergaulan apalagi kalau hidupnya sudah sulit, emosi yang labil, susah memotivasi diri, dan lain sebagainya.

Akhir kata, orang malas bertambah dari hari ke hari dan banyak kita lihat di lingkungan kita. Mereka seolah biasa saja dengan tanggung jawab dan terbiasa dengan satu kata ‘malas’ sebagai alasan. Mereka harus disadarkan, mereka harus dimotivasi, mereka harus merasa dihargai, mereka harus didengar, mereka harus kita bangunkan, dan ‘mungkin’ mereka harus kita doakan agar kembali ke jalan yang benar. Bila ada orang rajin, perlakukan dengan baik agar tetap rajin, karena susah sekali menjaga semangat untuk selalu rajin sebaliknya sangat gampang menjadikan siapa pun untuk jadi pemalas.

Posted on 20:36 by 100% asli

Tentang internet marketing, saat ini sudah mulai banyak orang yang paham bahwa internet bisa dijadikan media bisnis dan media marketing. Bila kita memiliki produk yang mau dijual, kita bisa mempromosikannya di internet sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Beragam cara yang bisa kita lakukan untuk memasarkan produk mulai dari membangun situs, membangun list-building, promosi gratis lewat facebook twitter, mengiklankan di google atau facebook, dan sebagainya.

Bila kita tidak memiliki produk atau jasa, kita bisa mempromosikan produk dan jasa orang lain. Banyak pemilik produk di internet yang mencari agen-agen promosi yang kemudian nanti akan mendapat komisi bila berhasil mendatangkan pembeli. Sistem ini di dunia internet marketing dinamakan affiliate. Atau kita bekerja sama dengan produsen produk untuk memasarkan produknya, nanti kita tentukan harga sendiri sesuai keuntungan yang kita target, begitu ada orang yang membeli dan mentransfer uangnya ke kita maka baru kita membeli produk itu di produsennya untuk dikirimkan ke pembeli kita. Nah, cara ini diistilahkan dropship atau reseller.

Selain itu bila kita mempunyai keahlian tertentu, kita bisa tawarkan jasa kita ke orang lain baik itu secara pribadi atau lewat situs lain yang khusus mempertemukan pencari jasa dan pemiliki jasa. Tidak hanya jasa, situs yang mempertemukan pemilik produk dan pencari produk juga ada. Produk dan jasa yang ada sekarang ini jumlahnya sangat sangat banyak, kita bebas memilih mana yang cocok bagi kita dari segi hobby, pendidikan, pengetahuan, dan pertimbangan lainnya. Kita akan menemui kenyataan bahwa ternyata apa saja bisa dijual di internet.

Terus bagaimana jual belinya? Jual beli pastinya identik dengan uang. Bagaimana kita bisa memperoleh uangnya? Orang yang membeli akan mentransfer uang lewat rekening bank sesuai yang ditunjukkan oleh penjual. Penjual kemudian mengecek dan bila benar ada uang yang masuk, maka penjual akan mengirim produk ke pembeli dengan bantuan jasa kantor pos, TIKI, atau JNE. Itu kalau di Indonesia. Bila transaksi melibatkan negara lain, maka diperlukan kartu kredit untuk membayar. Jika tidak memiliki kartu kredit, kita disarankan membuat akun paypal yang merupakan rekening virtual di internet dan bermata uang dollar. Bagaimana mengisinya akun paypal? Kita bisa membelinya di orang yang akun paypalnya terisi dollar untuk dikirim ke akun paypal kita, kita membelinya dengan mentransfer uang rupiah ke rekening orang itu. Kalau bingung, browsing saja di google dan banyak berteman dengan penggiat internet marketing di facebook.

Pokoknya ada banyak sekali caranya. Begitu menyelam ke dunia internet marketing, banyak hal-hal baru yang akan kita temui dan itu membuat kita tercengang, betapa canggihnya dunia saat ini.

Bagi yang serius dan mau langsung belajar lebih sistematis tentang dunia internet marketing atau disebut juga bisnis online, saya sarankan belajar dengan Mbak Dita Nadia. Mbak Dita membuka kelas internet marketing yang untuk masuk sebagai anggota kita mesti bayar 597 ribu rupiah. Mahal? Itu cuma sekali bayar dan tidak ada pembayaran setelahnya dan setiap bulan ada seminar gratis lewat internet khusus untuk anggota yang akan membahas teknik-teknik baru yang berpotensi menambah penghasilan.. Sekedar info, saya dulu waktu mulai belajar internet marketing saya ikut kelas berbayar di tempat lain yang setahunnya bayar 1,75 juta!! Tapi saya tidak mempermasalahkan uang itu, saya malah bersyukur ada yang mau membuka kelas internet marketing. Itu sangat membantu bagi saya.

Itu kalau anda mau cepat mengetahui ilmunya, kalau mau cari ilmu secara gratis juga bisa dengan bergabung di forum-forum dan membaca artikel-artikel lewat google. Tapi dengan cara seperti itu, kita malah bingung bagaimana menggabungkannya dan memulainya. Kita juga tidak mengetahui dan membedakan mana yang untuk pemula dan mana yang sudah ahli, hingga akhirnya kita mulai berpikir internet marketing itu susah. Akhirnya buang-buang waktu kan? Maka dari itu biarpun keluar uang lumayan, tapi kita terarah langkahnya, bisa mulai lebih cepat dan juga bisa memperoleh uang lebih cepat. Selain keunggulan itu, kita juga berhak mendapat jawaban bila kita bertanya, jangan kuatir Mbak Dita juga sangat aktif di group facebook khusus anggota kelasnya, jadi, tunggu apa lagi? Buruan aja..

Klik di sini untuk tahu lebih lanjut.

Posted on 19:01 by 100% asli

Utang itu ibarat air laut yang jika diminum akan membuat kita semakin haus. Utang akan tetap menjadi utang yang harus anda kembalikan bagaimanapun kondisi hidup anda. Utang pun tidak lekang oleh waktu malah bisa mengakar dan bertambah besar. Nah, sebelum mengambil keputusan untuk berutang, kita terlebih dahulu harus mengetahui cara bijak menggunakan utang.

Sekali anda mengutang, maka ada potensi utang kedua, ketiga, dan seterusnya akan mengikuti. Bila kita berutang untuk pertama kali dan tidak mampu mengembalikannya, maka kemungkinan besar kita akan memilih untuk mencari utang kedua, dan seterusnya. Oleh karena mendapatkan utangan lumayan mudah, maka kita mungkin akan merasa santai, merasa tenang-tenang saja. Kalau tidak bisa bayar kan masih bisa ngutang lagi.

Saya pernah mengikuti pelatihan kerja di mana saat itu dipaparkan tentang kebijakan perusahaan dalam menggulirkan dana lunak ke UKM sekitarnya. Pembicara selaku wakil perusahaan itu mengatakan bahwa dari semua pinjaman lunak yang digulirkan ke UKM hanya setengahnya saja yang bisa mengembalikan angsuran secara tepat waktu.  Malah, tidak sedikit yang di tengah jalan angsurannya menggantung alias terkatung-katung atau dengan kata lain si peminjam kredit lunak tersebut mengalami kebangkrutan. Masalah itu muncul menurut saya karena si terutang tidak bijak dalam mengelola pinjaman yang diberikan.

Utang, apa pun peruntukannya harus dipertanggungjawabkan. Meminjam uang kepada orang lain harus dengan pemikiran matang agar tidak menimbulkan kesulitan yang lebih besar. Apabila utang untuk keperluan pribadi, maka harus dipikir matang apakah memang keperluan pribadi itu harus dipenuhi dan tidak bisa ditunda atau hanya keinginan sesaat karena tergiur promosi, atau tidak mau dianggap ketinggalan dari teman-teman pergaulan. Selain itu, harus dipertimbangkan juga mengenai bagaimana nanti cara mengembalikannya, pakai uang dari mana. Apakah utang dibayar dengan uang dari gaji suami, dari bisnis sendiri kalau ada, menunggu piutang yang belum terbayar, belanja bulanan yang disisihkan, atau sumber lain.

Bila utang akan dipakai sebagai dana usaha, maka hitung-hitungannya harus benar dan tidak gegabah seperti perkiraan untung untuk membayar angsuran, apakah bisnis bisa bertahan lama setidaknya sampai angsuran utang selesai, apakah bisnis menjanjikan untuk jangka panjang, dan pertimbangan lain. Utang untuk bisnis harus dipikirkan dengan sangat matang karena pasti menyangkut uang dalam jumlah besar. Memang benar keuntungan dari bisnis yang berhasil akan besar jumlahnya, tapi bila rugi, yang ditanggung juga besar dan bisa jadi menghisap harta kita yang lain untuk membayarnya seperti rumah disita, perhiasan dijual, kendaraan disita, dan sebagainya.

Mengingat dampak yang tidak kecil dari berutang, maka kita harus berpikir secara matang dan tidak mengambil keputusan secara terburu-buru. Siapa tahu dengan mendiamkan ide bisnis atau niat untuk berutang, ada ide lain atau bisnis lain yang dianggap lebih aman dari segi modal dan lebih cerah prospeknya. Siapa tahu dengan menahan keinginan berutang karena keingina pribadi, bisa muncul ide baru yang bisa mengganti keinginan sebelumnya dengan biaya yang lebih rendah seperti meminjam punya teman (atau rental) sehingga tidak perlu sampai membeli baru.

Utang harus tetap dianggap serius walaupun ada utang yang tidak memiliki bunganya. Jangan merasa tenang bila utang belum terbayarkan. Pastikan anda punya rencana yang matang untuk bisa mengembalikan utang secepatnya. Dan terakhir, utang jangan sampai menjadi urusan yang berlarut-larut yang akibatnya membuat  hidup kita menjadi tidak tenang dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu, pertimbangkan benar-benar sebelum memutuskan untuk mengambil utang.

Posted on 15:51 by 100% asli

Kita semua pasti sudah sangat paham bahwa terampil dalam manajemen waktu sangat diperlukan dalam meraih kesuksesan. Tapi, seringkali tanpa kita sadar kita terjebak dalam penerapan manajemen waktu yang tidak benar seperti dengan bersemangat langsung menyusun jadual kegiatan secara terperinci bahkan lengkap dengan alokasi waktu dan batasannya.

Yang harus ditekankan di sini adalah manajemen waktu tidak bisa berhasil bila kita tidak terlebih dahulu mengubah kebiasaan dan pola pikir kita. Jika kita hanya tergoda untuk menertibkan seabreg kegiatan atau kesibukan tanpa benar-benar siap apalagi merasa membutuhkannya, bisa jadi stress yang kita alami.

Contoh, saya sering menemui diri saya hanya terjebak dalam aktivitas membuat jadual kegiatan sendiri dan besoknya entah kenapa saya kembali lagi ke kebiasaan semula dan lupa dengan aturan yang saya buat sebelumnya. Akhirnya, bisa ditebak bahwa saya hanya menghabiskan waktu, hanya membuat saya stress sendiri dan akhirnya muncul krisis kepercayaan terhadap diri sendiri. Malah jadi gawat kan?

Nah, berkaca dari pengalaman itu, saya berikan tips jitu manajemen waktu untuk meraih sukses yang mungkin belum pernah ditemui di buku teks yaitu:

1. Kenali dulu diri kita, benarkah diri kita benar-benar membutuhkan manajemen waktu atau tidak. Jika tidak, lebih baik jalani saja dulu kesenangan kita sambil menunggu kita bosan dengan sendirinya. Jika sudah bosan, barulah kita pikirkan manajemen waktu itu sebagai solusinya.

2. Orang yang mau maju pasti sangat menginginkan efektifitas waktu agar bisa memberikan kemajuan bagi dirinya. Tapi, jangan terjebak dengan serta merta memberikan batasan-batasan ekstrim karena secara naluriah hati kita mungkin tidak menginginkannya. Buatlah manajemen waktu secara bertahap biarkan seluruh jiwa raga kita menikmatinya dan secara bertahap menginginkannya.

3. Tidak usah terburu-buru, santai saja. Biarkan kesibukan kita atau tekanan dari luar yang memaksa kita untuk sadar akan pentingnya manajemen waktu. Jika kita terburu-buru menginginkan perubahan signifikan dalam waktu singkat, menurut saya bakalan sekadar panas-panas kotoran ayam saja.

4. Bila saatnya kita telah sadar dan mulai menyusun manajemen waktu, saya sarankan percaya pada diri sendiri. Kita yang mengetahui diri kita sendiri berdasarkan pengalaman yang telah kita lalui. Mana yang harus didahulukan, mana yang harus diprioritaskan, mana yang harus secepatnya dikerjakan, dan mana yang harus dihilangkan sama sekali.

Memang benar waktu adalah uang. Tapi semua punya aturan main, terutama bagaimana mengatur diri sendiri agar bisa berproses menuju seperti yang diinginkan. Tentu saja akan lebih baik bila secepatnya kita bisa mahir dalam manajemen waktu agar cepat pula terasa manfaatnya.

Saya punya logika sendiri untuk memaknai istilah ‘waktu adalah uang’, yakni manakah yang mempunyai banyak uang, pebisnis yang sukses di usia 45 tahun atau pebisnis yang sukses di usia 31 tahun? Jika kita menunggu usia 45 tahun untuk sukses padahal di usia 31 tahun sudah bisa, itu berarti kita telah menyia-nyiakan uang sebanyak 14 tahun!

Tinggal kalikan penghasilan anda per bulan dengan 12 bulan kali 14 tahun. Angka yang pastinya sangat besar, yang tidak pernah kita sadari dan pikirkan sebelumnya kan? Itulah pentingnya manajemen waktu, kawan!

Posted on 05:43 by 100% asli

Sejak dulu saya sudah tidak begitu senang dengan obat-obatan. Saya tidak mengerti mengapa ada sebagian orang yang begitu mudahnya mengkonsumsi obat begitu keluhan ringan terjadi pada dirinya. Hingga akhirnya saya tahu istilah obat analgesik, yakni obat yang hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala nyeri dan tidak bertujuan untuk menyembuhkan keluhan itu sendiri, jadi begitu efek obat habis, nyeri yang ada akan terasa kembali. Begitu tahu ada obat dengan tujuan seperti itu, saya jadi berusaha untuk bertahan menahan nyeri selama masih bisa melakukan aktivitas dan tidak membuat terkapar di tempat tidur.

Bukannya kenapa-kenapa, obat-obatan itu adalah  komposisi farmasi yang mengandung zat kimia dengan komposisi tertentu untuk tujuan yang berbeda-beda. Sementara kita tidak tahu betul kondisi tubuh kita seperti apa, alergi dengan apa, kondisi organ tubuh kita, kondisi darah kita, juga komposisi obat itu apa saja. Yah, bisa jadi ada yang saling bertolak belakang dan mengganggu keseimbangan tubuh yang lain. Tapi, ini jangan diartikan anti-obat ya, artikanlah sebagai langkah untuk bersikap biasa saja terhadap obat-obatan, kalau sudah merasa saatnya harus minum obat, ya minumlah. Juga bila meminum obat adalah bagian dari penyembuhan luka, maka itu wajib.

Bila muncul keluhan misal sakit kepala, nyeri di telinga, sendi ngilu, cepat capek, mudah mengantuk, kulit alergi, dan lain sebagainya, usahakan jangan jadikan obat sebagai hanya satu-satunya solusi. Untuk kondisi darurat boleh-boleh saja, tapi jangan dibiasakan. Saran saya, ingatlah apa yang telah kita makan dari kemarin hingga hari ini, jumlahnya, jenisnya, segar tidaknya, nilai gizinya, dan lain-lain. Di samping cuaca, istirahat, dan sanitasi sekitar.

Setiap orang mungkin berbeda-beda dalam hal alergi, ada yang alergi telur, alergi kacang-kacangan, alergi daging ikan tertentu, dan lain-lain. Dan bisa jadi dulu-dulunya kita tidak pernah alergi, bisa jadi kita tiba-tiba alergi (ini teori saya sih), karena hormon kita bisa jadi mengalami penambahan atau pengurangan karena faktor usia. Untuk lebih banyak tahu akan informasi kesehatan jenis makanan tertentu, kita bisa mencarinya di buku-buku kesehatan hingga browsing via google.

Satu contoh, memakan makanan dalam jumlah banyak memiliki banyak efek negatif walaupun dari segi gizi bagus. Makan dalam porsi jumbo akan membuat kita cepat mengantuk, malas, dan bisa berakhir dengan tidak enak badan dan tidak enak di perut. Jumlah yang banyak juga akan membuat kandungan zat tertentu dalam darah meningkat drastis sehingga membuat produksi hormon berlebihan dan mempengaruhi sistem yang lain. Porsi yang banyak akan tambah parah bila lauk yang kita makan bercampur dengan lauk lain yang tidak pas, misal lauk laut dan lauk darat sebaiknya dihindari dalam sekali makan.

Masih banyak contoh lain yang bisa dipaparkan, tapi cukup segini dulu.. Di atas hanyalah pengalaman pribadi saja, kalau ada yang salah mohon dikoreksi. Kalau tidak percaya, jangan memaksa diri untuk percaya, biasakan punya banyak sumber untuk menarik kesimpulan. Salam.

Posted on 06:37 by 100% asli

Memilih untuk menjadi karyawan atau pengusaha adalah sah-sah saja dan tidak ada yang salah dengan keduanya. Kita bebas memilih usaha apa yang sesuai dengan jiwa kita untuk mendapatkan uang yang bisa kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk mengikuti kesesuaian dengan karakternya, banyak orang yang akhirnya berhenti sebagai karyawan dan beralih menekuni bisnis, namun ada juga yang karena bisnis tidak lancar akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi karyawan. Tapi, dari semuanya saya lebih salut lagi bila ada orang yang bisa menjalankan dua-duanya yakni karyawan sekaligus pengusaha disebabkan terampil dalam membagi waktu dan pikirannya.

Untuk pembahasan kali ini saya akan mengulas lebih jauh mengenai peralihan dari karyawan menjadi pengusaha, seperti yang saya alami sekarang. Ini juga nantinya sebagai bahan motivasi untuk saya sendiri agar tetap semangat menjalani pilihan ini.

Keseharian karyawan jauh berbeda dengan keseharian pengusaha. Karyawan sudah disediakan pekerjaan yang terjadual dan rutinitas yang tidak semua orang senang menjalaninya. Namun karena pertimbangan bahwa pekerjaan itu adalah satu-satunya sumber nafkah, maka pikiran-pikiran yang destruktif ditepikan jauh-jauh agar tidak menambah beban dan tidak mengurangi motivasi. Kelebihan sebagai karyawan adalah pemasukan yang selalu ada setiap bulan, sehingga perencanaan bisa diplot hingga beberapa tahun ke depan termasuk pengadaan cicilan rumah, cicilan kendaraan, alat rumah tangga, asuransi, dan lain-lain.

Menjadi pengusaha juga pilihan yang punya aspek positif. Pengusaha lebih kepada kebebasan bertindak dan mengatur waktu. Banyak orang mengaitkan pengusaha dengan materi yang melimpah, dan itu benar adanya meskipun tidak semua. Sebenarnya dalam hal keuangan pengusaha lebih tidak stabil dibandingkan karyawan, namun ketidakstabilan itu memiliki range yang jauh lebih lebar, yakni sekali untung langsung untung besar, kalau rugi ya rugi besar juga. Ketidakstabilan ini mungkin yang menyebabkan banyak pengusaha yang tetap menginginkan anaknya menjadi karyawan saja di BUMN atau PNS.

Bagi yang suka tantangan dan tidak suka hidup monoton, lebih baik memilih jalur pengusaha. Mungkin saya termasuk kategori ini. Memang aneh bagi sebagian orang tatkala kita meninggalkan pekerjaan yang bergaji lumayan besar untuk mengejar sesuatu yang tidak tahu apakah nantinya akan mendapatkan pendapatan yang sama besar atau tidak. Tapi, tantangan seperti itulah yang bikin hidup lebih hidup. Dengan ketidakpastian, kita lebih banyak berpikir tentang bagaimana menaklukkan hidup ini, bagaimana melakukan yang benar, yang nantinya akan bermuara kepada Tuhan selaku pengatur rejeki.

Setiap hal mempunyai proses termasuk dalam berbisnis. Kita tidak bisa begitu saja mendapatkan jalan pintas untuk berhasil, yang pasti biarpun pelan tapi pasti arahnya. Setiap usaha itu apa pun bentuknya membutuhkan keteguhan hati untuk mau terus berjuang. Di awal-awal pasti kita temui banyak hambatan dari dalam dan luar diri kita. Dan bila semuanya telah kita lewati maka yakinlah akan muncul petunjuk yang akan membuat kita melaju dengan cepat. Yakin saja, Allah pasti memberikan jalan bagi hamba-Nya yang mau berusaha.

..Mimpi itu hanya akan tetap jadi mimpi bila..
..kita tidak berbuat sesuatu untuk merealisasaikannya..

Posted on 05:26 by 100% asli

Kehidupan kita ditandai dengan adanya waktu yang menjadikan kita memiliki masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Seiring berjalannya waktu, akan berjalan pula prorases-proses yang lain mulai dari perkembangan pengetahuan, kedewasaan, keimanan, dan sebagainya, jadi tidak salah bila ada pesan moral yang mengatakan bahwa kita rugi bila hari ini sama saja dengan kemarin.

Hari ini adalah masa lalu untuk esok, saya lebih senang dengan kalimat ini dibandingkan susunan kata lainnya yang melibatkan kata; kemarin, hari ini, dan besok. Kenapa, karena fokus kita adalah esok atau masa depan. Bila masa depan yang kita idamkan adalah sesuatu yang menuntut kerja keras di masa lalu, maka tentu hari ini kita akan lebih giat berusaha. Atau bisa juga dibalik logikanya, bila hari ini saya melakukan hal seperti ini, maka masa depan seperti apa yang akan saya jalani besok. Jadi, seolah-olah, kita tidak bisa tenang-tenang saja bila hari ini kita tidak melakukan apa-apapun untuk masa depan yang terbayang di kepala kita.

Nah, sekarang kita bawa bahasan ini ke konteks dunia akhirat. Akhirat seyogyanya adalah masa depan yang akan dialami semua manusia. Bukti yang tidak bisa terbantahkan adalah kematian. Siapa di dunia ini yang kebal dari kematian? Tidak ada seorang pun. Jadi suka atau tidak suka, kita harus menerima kenyataan bahwa dunia ini tidak abadi untuk kita dan untuk semua manusia tanpa terkecuali. Semua makhluk akan dikumpulkan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya di dunia. Apa yang akan dialami di sana adalah semuanya tergantung masa lalu (di dunia).

Loh, pembahasan kok jadi horor begini ya.. Tapi itulah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Anggap saja artikel ini untuk mengingatkan kembali bahwa kita ini hanyalah makhluk dan untuk apa kita diciptakan..

Posted on 07:32 by 100% asli