Apa yang saya uraikan di sini tentang cara mengatur dan menghemat uang belanja, cocoknya dibaca untuk kalangan menengah ke bawah saja, karena contoh yang saya berikan juga hal-hal yang sederhana. Maklumlah ini pengalaman pribadi yang kebetulan berkeliaran dalam kondisi masyarakat menengah ke bawah. Ini tujuannya adalah sekedar berbagi pengalaman, tulisan sendiri dan tidak merangkum tulisan dari sumber yang lain.

Uang belanja identik dengan uang yang dipakai istri untuk berbelanja, dan biaya belanja anak-anak. Sayangnya kemampuan belanja harus dikondisikan sedemikian rupa sehingga pengeluaran tidak menjadi kebablasan melebihi pemasukan yang akhirnya malah menjadi negatif. Ini beberapa tinjauan yang saya pikirkan saat ini;

1. Pada dasarnya kebutuhan kita sehari-hari hanyalah makanan pokok yang kita konsumsi dua-tiga kali sehari. Itu sebenarnya sudah mencukupi nutrisi kita dan tidak perlu menjadi sangat khawatir bila kekurangan. Lihatlah orang yang hidup kekurangan, toh mereka tetap hidup walau makan dengan jumlah dan jenis yang minim. Kalaupun mau menambah variasi nutrisi bisa dilakukan seminggu sekali. Misalnya dengan makan di warung makan sea food, atau warung sop olahan daging, tapi itu tidak wajib.

2. Untuk pakaian, saya rasa pakaian tahan dipakai dalam setahun dua tahun, jadi tidak perlu mondar mandir membeli baju. Beraneka merek dan kualitas baju yang terlihat di tempat belanja seringkali menguji diri kita yang sedang menahan keinginan belanja. Bila dirasa ada uang yang lebih untuk dipakai membeli, maka belilah sebagai hadiah atas kerja keras kita mencari penghasilan. Tapi, kalau tidak cukup dan masih ada kebutuhan lain yang akan kita biayai segera berlalu dari tempat itu.

3. Perlengkapan rumah tangga, saat ini perlengkapan rumah tangga sangat beraneka macam. Industri perlengkapan rumah tangga beromba-lomba mengeluarkan produk terbaru dan terbaiknya untuk ditawarkan kepada konsumen. Ini membuat kita sebagai konsumen merasa selalu kurang dengan apa yang sudah ada di dalam rumah kita. Untuk yang punya duit dan rumah yang luas, sangat boleh membelinya, tapi untuk yang punya uang pas-pasan saya sarankan untuk berpikir lebih banyak dan kalau bisa kembali ke rumah dulu dan pertimbangkan lagi apakah alat itu akan sering kita pakai, dan terutama apakah ada tempat untuk meletakkannya. Jangan sampai uang yang kita keluarkan hanya menjadi santapan karatan dan rayap saja.

4. Hiburan, industri hiburan juga semakin berkembang. Bioskop, karaoke, konser musik, cafe ber-wifi, dan internet jadi trend saat ini. Dulu era 90-an, kita sama sekali tidak mengenal istilah itu, sekarang setiap orang sudah paham betul. Mungkin ini pengaruh televisi yang membuka cakrawala dunia sehingga setiap informasi akan gampang kita dapatkan. Meskipun begitu, kita beruntung karena televisi yang mempunyai belasan program itu tidak memungut bayaran sama sekali, sehingga menjadi alternatif paling pas untuk mencari hiburan tanpa harus mengeluarkan uang. Sementara hiburan-hiburan yang ada di luar yang berbayar menurut saya hanya untuk kalangan berduit saja, kalau penasaran datanglah sekali-sekali, namun jangan dibiasakan kalau uang di saku pas-pasan..

5. Pada dasarnya, semua yang ada di sekitar kita adalah bisnis. Jadi bila kita sekarang merasa memiliki banyak keinginan, itu semata-mata karena ampuhnya dunia pemasaran mensetting kita seperti itu. Ini juga yang dimanfaatkan orang untuk membangun bisnis sehingga menjadi sumber pendapatan utama atau sambilan. Meskipun kita menjadi target bisnis, toh kita juga bisa beralih sebagai pelaku bisnis, baik itu di bidang kuliner, sandang, perlengkapan sehari-hari, hingga bisnis dalam dunia hiburan. Malah lebih bagus jadi pelaku bisnis, karena berpotensi mendapatkan pemasukan yang lebih banyak.

Sudah panjang lebar jadinya, kesimpulan yang saya berikan untuk mengatur dan menghemat uang belanja adalah mengetahui dengan sadar apa yang menjadi kebutuhan dasar kita, selain untuk kebutuhan dasar itu, segera tahan dompet anda. Pikirkan berkali-kali. Semua keinginan maupun kebutuhan adalah bisnis yang disetting sehingga semuanya seolah-olah menjadi kebutuhan kita. Ini tidak perlu kita cibir atau pikirkan secara negatif, tapi ambil sisi positifnya saja, apa itu? Ikut nimbrung dalam bisnis itu. Kalau kita bisa menghemat dan sekaligus menambah pemasukan tentu lebih bagus bukan?

Salam..