I hope everyone who read this blog will know that a contemplation will make you know about your goals in the next time... You have to imagine what your life would be.

Contemplation atau dalam bahasa sehari-hari adalah merenung dengan amat dalam (pengertian penulis, red.) adalah sebuah proses yang memerlukan keseriusan dalam berpikir. Apa yang kita pikirkan adalah sesuatu yang menggelitik untuk kita urai lebih dalam agar diperoleh kesimpulan mendasar setelah meninjaunya dari segala sisi.

Perenungan diperlukan secara rutin agar kita tidak bisa mengendalikan diri kita dan sikap kita. Kita tentu sering kali mengatakan secara tidak sadar bahwa hari berlalu begitu cepat, tidak terasa sudah tahun baru lagi, dan ungkapan lain yang mengartikan bahwa kita tidak merasakan betul waktu yang berlalu. Toh, mereka yang mengatakan seperti itu sebagian besar tidak menyadari apa yang dilakukannya karena terkungkung dalam rutinitas yang tidak disadarinya.

Waktu yang terbaik untuk melakukan perenungan yang selama ini pernah saya baca atau dengar adalah di saat kita mau tidur atau di saat bangun tengah malam. Di saat semua aktivitas seharian sudah kita lakukan dan saatnya untuk tidur adalah saat yang tepat untuk me-review kembali apa yang telah kita lakukan sepanjang hari. Mungkin kita baru ingat ada yang sikap kita yang membuat seseorang merasa terabaikan, mungkin kita baru sadar bahwa bicara kita terlewat tinggi dan berpotensi menyinggung perasaaan orang meskipun bukan maksud kita seperti itu, dll.

Bilapun seharian kita tidak berinteraksi dengan orang lain dan tidak ada yang spesial dalam seharian itu, renungkan perjalanan hidup kita yang lain terutama di saat-saat kita mengambil keputusan besar, mengapa kita bisa memutuskan dengan mantap suatu keputusan besar itu. Atau, momen di mana kita menjalani masa yang sulit dan akhirnya bisa keluar dari kondisi itu.

Semakin banyak kita merenung, saya optimis kita akan semakin bijaksana menyikapi kehidupan. Kita akan sadar bahwa ada kekuatan besar yang mengatur kehidupan ini hingga kita bisa melalui berbagai macam pengalaman hidup yang silih berganti dan terus seperti itu tanpa pernah berhenti. Orang-orang di sekitar kita juga silih berganti mewarnai emosi kita, ada yang lahir dan ada yang berpulang, ada yang sakit, ada yang beruntung, dll..

Dan akhirnya, kita akan berpikir kehidupan ini akan mengarah ke mana.. Kehidupan adalah nikmat terbesar yang tidak pernah kita tahu kapan berakhirnya. Kita melihat bahwa semua orang akan menuju kematian, dan itulah akhirnya semua mimpi dan usaha kita.. Melihat kematian yang pasti adanya, saya berkesimpulan sebenarnya yang patut dipersiapkan adalah kematian itu sendiri..

Maaf bila ada salah kata..