Minimnya peluang yang didapatkan di kampung halaman menjadikan orang-orang berkeinginan merantau. Tentu saja keinginan itu muncul setelah mendengar beberapa kabar mengenai tetangga atau kenalan jauh yang sukses di perantauan. Tentu saja setiap orang menginginkan kehidupan yang jauh lebih layak dan tidak ingin terus menerus hidup dalam serba kekurangan. Jadi, sama sekali tidak ada yang salah dengan keinginan itu, malah orang yang benar-benar serius ingin bangkit dan menjadi sukses harus kita dukung dan kita berikan tanggapan positif.

Kita tidak pelu menyalahkan pemerintah daerah kita tentang minimnya peluang yang ada di daerah sendiri. Terlebih karena kita tidak tahu faktor utama yang menghambat daerah kita kurang maju, jadi kalau asal menyalahkan saja sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah. Anggap saja itu suratan takdir yang menjadikan kita memilih untuk merantau.

Apakah merantau menyeramkan? Tidak. Selama kita orangnya baik, maka akan dipertemukan pula dengan orang baik di sana. Kita tidak perlu khawatir merasa sendiri di sana, lambat laun kita akan mengenal lebih banyak orang, baik itu di mesjid, di warung kopi, di pasar, dan kalau merantau karena ditempatkan kerja di sana, maka akan lebih terjamin lagi karena sudah pasti akan mempunyai teman kerja.

Jika ada orang yang benar-benar baru merantau dan tidak punya kenalan atau keluarga, maka saya akui dia sebagai perantau sejati. Perantau sejati adalah orang yang benar-benar mau mengambil resiko yang besar walau tanpa kepastian. Orang seperti ini menurutku, punya peluang lebih besar untuk menjadi sukses karena tentu pengorbanannya tidak akan disia-siakan begitu saja dan harus dibayar dengan cerita suksesnya di kemudian hari.

Terus kenapa banyak orang yang merantau berhasil di daerah rantauan, alasannya cuma satu yakni motivasi. Memang benar motivasi ada di mana saja, tapi lain ceritanya bila kita  berada di rantauan. Ini beberapa faktor yang juga sekaligus tips merantau, di antaranya adalah;

1. Di rantauan kita hidup jauh dari keluarga, ini membuat kita menjadi diri sendiri alias mandiri. Kesehatan urus sendiri, belanja sendiri, ada tamu/teman dihadapi sendiri, ada kesulitan dihadapi sendiri, mau makan urus sendiri. Kalau kita tinggal dengan orang tua, yang ada kita malah malas-malasan saja, pasti ada orang tua atau saudara yang ambil alih bagian itu kalau kita tidak sempat atau malas. Iya kan?

2. Di rantauan kita pasti bertemu dengan sesama perantau yang juga mencari pendapatan yang lebih layak. Atau setidaknya kita lebih akrab dengan orang sesama perantau dibanding dengan penduduk aslinya. Kita akan mempunyai komunitas yang akan saling membantu dan akan jadi seperti keluarga sendiri yang selalu memotivasi kita. Kita pun akan mencermati wejangan itu karena dianggap akan berguna bagi kita sebagai pendatang baru di daerah tersebut. Pokoknya, kita lebih serius dan lebih peka menjalani aktivitas. Beda dengan di rumah sendiri yang kadang nasihat orang tua kita saja kita sering abaikan. Jadi di rantauan kita akan lebih bertanggung jawab dan ini modal untuk jadi sukses.. Benar kan?

3. Di rantauan hanya sedikit yang mengenal kita, jadi kita tidak terlalu malu untuk bekerja dari level bawah atau yang lain. Sementara kalau di rumah orang tua, terlalu banyak cerita tentang orang-orang, sehingga kita merasa malu untuk menjadi bahan pembicaraan tetangga atau keluarga besar sehingga kita lebih mencari aman dengan hanya mencari pekerjaan yang lebih bagus yang bahasa kerennya level gengsi di kampung terlalu tinggi. Sekali lagi, peluang orang sukses di rantauan lebih besar dibanding di daerah sendiri, yakni dalam hal kemauan yang lebih besar.

Saya mengakui setiap perantau memiliki motivasi yang patut diacungi jempol. Si perantau bakal malu kalau pulang tidak membawa hasil, jadi pekerjaan apa pun akan dilakukan selama itu baik dan tidak melanggar hukum. Si perantau juga akan termotivasi dengan kesuksesan sesama perantau di sana. Jadi, bagi orang tua yang anaknya ingin merantau dukunglah. Orang tua memang berkewajiban merisaukan anaknya yang bakal jauh di daerah lain, maka dari itu tanyakan dan sarankan apa yang sebaiknya dilakukan di sana dan pastikan si anak sudah benar-benar mantap dengan rencana merantaunya. Setelah itu, serahkan kepada Allah SWT untuk melapangkan jalannya dan doakan selalu agar si anak sehat dan menjadi orang sukses di sana, dan bisa berkumpul lagi di lain waktu.

Semoga bermanfaat.. Salam