Berbagai macam sifat manusia dapat kita temui dalam pergaulan sehari-hari. Sifat manusia yang beragam itu harus disikapi dengan sikap positif baik itu sifat terpuji maupun sifat tidak terpuji. Setiap pribadi manusia memberikan kita pelajaran berharga tentang khazanah pelajaran hidup yang penuh dinamika. Kehidupan benar-benar sesuatu yang menarik karena setiap orang memiliki karakter yang unik dipadu dengan kebiasaan dan asal usul yang beragam. Satu sifat yang ada di tengah-tengah kita adalah perfeksionis. Bagaimana cara menghadapi seorang perfeksionis? Berikut adalah uraiannya..
Sifat perfeksionis adalah sifat yang muncul secara alami, mengakar sejak kecil dan terus menjadi kuat dalam lingkungan yang mendukung. Perfeksionis muncul karena adanya kemauan yang kuat atas apa yang sudah dipilih dan sangat percaya diri mempertahankannya sehingga apa yang ada dalam area kekuasaannya harus berjalan sesuai dengan pandangannya. Seorang perfeksionis susah mempercayai kemampuan orang lain, sehingga susah bekerja sama dengan orang lain. Dia lebih senang bila suatu aktivitas dilakukan oleh dirinya sendiri dan biasanya akan mengulang apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Oleh karena itu, mendapatkan kepercayaan dari seorang perfeksionis sangatlah susah dan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengubah pandangan dan penilaianya terhadap kita.
Seorang perfeksionis harus kita maklumi dalam pergaulan kita, jangan dikucilkan atau dihindari. Memang terkadang kita kurang suka dengan pertimbangannya yang berlapis-lapis dan keputusannya yang labil, tapi dia itu sebenarnya mengetahui banyak hal karena mereka selalu berpikir. Ini bisa kita manfaatkan dengan meminta pendapatnya bila kita ingin mendiskusikan sesuatu, karena dia bisa memberikan kita informasi yang lebih menyeluruh.
Mereka juga sangat senang bila diberi tanggung jawab. Tugas yang didelegasikan kepadanya akan dikerjakan dengan sebaik mungkin. Orang dengan tipe seperti ini cocok dijadikan karyawan untuk tipe pekerjaan yang membutuhkan ketelitian. Oleh karena perfeksionis bekerja dengan rapi dan telaten, jadi kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak akan memulai atau menganggap selesai suatu pekerjaan sebelum semua hal dipertimbangkannya. Tapi tidak semua sifat di atas berlaku untuk perfeksionis, kita mesti teliti dulu orang itu apakah kadar perfeksionisnya seratus persen ataukah hanya untuk hal-hal tertentu saja.
Menghadapi seorang perfeksionis bukanlah hal yang sulit, tergantung pintar-pintarnya kita saja melakukan pendekatan. Mereka akan senang bila kita memuji hasil kerjanya, dan itu akan menjadikannya puas dan akan senang bila diberi tugas yang baru. Ikutilah alur pemikirannya dan jangan meremehkan apa pun yang dilakukannya, karena itu akan menyakitkan bagi dia. Bila kecewa, mereka mungkin tidak akan segan-segan membuat anda lebih kecewa dibanding kekecewaan yang dia rasakan. Perfeksionis menurut saya memiliki hati yang lebih sensitif dan detil dalam menilai sesuatu termasuk bahasa tubuh orang lain. Dia akan lebih percaya pada intuisinya dibanding apa yang didengar oleh telinganya. Jadi, orang yang memiliki sifat perfeksionis akan lebih susah diyakinkan, dibujuk, atau dirayu jika intuisinya sudah menyimpulkan sesuatu.
Sifat perfeksionis adalah sifat yang muncul secara alami, mengakar sejak kecil dan terus menjadi kuat dalam lingkungan yang mendukung. Perfeksionis muncul karena adanya kemauan yang kuat atas apa yang sudah dipilih dan sangat percaya diri mempertahankannya sehingga apa yang ada dalam area kekuasaannya harus berjalan sesuai dengan pandangannya. Seorang perfeksionis susah mempercayai kemampuan orang lain, sehingga susah bekerja sama dengan orang lain. Dia lebih senang bila suatu aktivitas dilakukan oleh dirinya sendiri dan biasanya akan mengulang apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Oleh karena itu, mendapatkan kepercayaan dari seorang perfeksionis sangatlah susah dan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengubah pandangan dan penilaianya terhadap kita.
Seorang perfeksionis harus kita maklumi dalam pergaulan kita, jangan dikucilkan atau dihindari. Memang terkadang kita kurang suka dengan pertimbangannya yang berlapis-lapis dan keputusannya yang labil, tapi dia itu sebenarnya mengetahui banyak hal karena mereka selalu berpikir. Ini bisa kita manfaatkan dengan meminta pendapatnya bila kita ingin mendiskusikan sesuatu, karena dia bisa memberikan kita informasi yang lebih menyeluruh.
Mereka juga sangat senang bila diberi tanggung jawab. Tugas yang didelegasikan kepadanya akan dikerjakan dengan sebaik mungkin. Orang dengan tipe seperti ini cocok dijadikan karyawan untuk tipe pekerjaan yang membutuhkan ketelitian. Oleh karena perfeksionis bekerja dengan rapi dan telaten, jadi kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak akan memulai atau menganggap selesai suatu pekerjaan sebelum semua hal dipertimbangkannya. Tapi tidak semua sifat di atas berlaku untuk perfeksionis, kita mesti teliti dulu orang itu apakah kadar perfeksionisnya seratus persen ataukah hanya untuk hal-hal tertentu saja.
Menghadapi seorang perfeksionis bukanlah hal yang sulit, tergantung pintar-pintarnya kita saja melakukan pendekatan. Mereka akan senang bila kita memuji hasil kerjanya, dan itu akan menjadikannya puas dan akan senang bila diberi tugas yang baru. Ikutilah alur pemikirannya dan jangan meremehkan apa pun yang dilakukannya, karena itu akan menyakitkan bagi dia. Bila kecewa, mereka mungkin tidak akan segan-segan membuat anda lebih kecewa dibanding kekecewaan yang dia rasakan. Perfeksionis menurut saya memiliki hati yang lebih sensitif dan detil dalam menilai sesuatu termasuk bahasa tubuh orang lain. Dia akan lebih percaya pada intuisinya dibanding apa yang didengar oleh telinganya. Jadi, orang yang memiliki sifat perfeksionis akan lebih susah diyakinkan, dibujuk, atau dirayu jika intuisinya sudah menyimpulkan sesuatu.