Setiap orang pasti mempunyai cita-cita. Sedari kecil kita sudah sering ditanyai tentang mau menjadi apa kalau sudah besar nanti. Saat itu kita masih bingung mau menjawab apa karena sama sekali tidak paham pekerjaan itu seperti apa. Jangankan pekerjaan, uang saja kita tahunya tinggal minta sama orang tua dan kita belum kepikiran sama sekali bagaimana caranya orang tua kita bisa memiliki uang.
Jangan sampai jadi nostalgia, karena saya ingatkan masa kecil ya.. Yang pasti semua anak kecil memimpikan menjadi sesesorang yang profesinya dekat dengan kesehariannya, seperti dokter, polisi, dan guru.
Dengan berjalannya waktu, cita-cita mulai muncul seiring bertambahnya usia dan banyaknya informasi yang kita dapatkan dari orang-orang sekitar. Kita semakin mendalami kehidupan dan mulai memilah-milah cita-cita mana yang cocok buat kita. Kita pun mulai mempersiapkan diri dengan bersekolah yang baik dan disiplin agar nantinya bisa melanjutkan perguruan tinggi yang diidamkan.
Ingatlah bahwa setiap kemauan pasti ada jalannya. Kalaupun nanti jalan yang kita bayangkan untuk menuju cita-cita menemui jalan buntu, pasti akan ada jalan alternatif yang disediakan Tuhan yang belum terpikirkan oleh kita. Kalau kita gagal, kegagalan bukan untuk diratapi, tapi diambil hikmahnya atau sisi positifnya. Misal, biaya kuliah yang sangat besar menjadikan kita urungkan niat untuk melanjutkan kuliah sesuai apa yang kita cita-citakan, di sini mungkin kita berpikir bahwa kita sudah gagal. Tapi selama kita selalu berpikir positif dan tidak menyalahkan nasib, insya Allah kita akan ditunjukkan jalan lain yang lebih menarik, seperti tempat kuliah lain yang ternyata memiliki prospek yang lebih cerah, tidak kuliah langsung wiraswasta, dan lain-lain.
Meniti karir dalam pekerjaan yang dicita-citakan membutuhkan waktu yang lumayan lama, dituntut kerja keras, harus tahan terhadap kebosanan rutinitas. Namun semua itu tidak akan terasa selama kita menikmati prosesnya dan mencintai pekerjaan kita. Begitu juga dengan orang yang memilih berwirausaha, akan senantiasa memerlukan keteguhan hati dan kerja keras bila menginginkan usahanya terus bertahan dan berkembang.
Kerja keras diperlukan di mana saja. Oiya, saya lebih senang bila kerja keras diartikan sebagai kerja yang mengandung unsur disiplin, gigih, kreatif, sistematis, rileks, dan mempunyai visi atau target. Setiap tujuan dan cita-cita menuntut kerja keras karena kerja keraslah pembeda rejeki. Tuhan tentu tidak ingin melihat orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh tidak mendapatkan hasil sama sekali, pasti akan ada ganjarannya cepat atau lambat. Dan tidak mungkin sama nasib antara pekerja keras dengan pemalas.
Menggapai cita-cita tidak hanya membutuhkan semangat dan kerja keras, tetapi juga disertai kesabaran tingkat tinggi. Kesabaran harus ada karena tidak setiap keinginan akan tercapai, tidak semua rencana akan terealisasi, dan tidak semua kebutuhan akan terpenuhi. Kesabaran adalah buah dari keikhlasan dan tawakkal yang senantiasa berpikir positif terhadap semua yang terjadi baik itu menunjang atau menghambat langkah kita. Sebaliknya bila kita tidak sabar dan tidak kuat mental, kita mungkin akan menghentikan langkah tanpa pernah melihat cita-cita kita terwujud.
Jangan sampai jadi nostalgia, karena saya ingatkan masa kecil ya.. Yang pasti semua anak kecil memimpikan menjadi sesesorang yang profesinya dekat dengan kesehariannya, seperti dokter, polisi, dan guru.
Dengan berjalannya waktu, cita-cita mulai muncul seiring bertambahnya usia dan banyaknya informasi yang kita dapatkan dari orang-orang sekitar. Kita semakin mendalami kehidupan dan mulai memilah-milah cita-cita mana yang cocok buat kita. Kita pun mulai mempersiapkan diri dengan bersekolah yang baik dan disiplin agar nantinya bisa melanjutkan perguruan tinggi yang diidamkan.
Ingatlah bahwa setiap kemauan pasti ada jalannya. Kalaupun nanti jalan yang kita bayangkan untuk menuju cita-cita menemui jalan buntu, pasti akan ada jalan alternatif yang disediakan Tuhan yang belum terpikirkan oleh kita. Kalau kita gagal, kegagalan bukan untuk diratapi, tapi diambil hikmahnya atau sisi positifnya. Misal, biaya kuliah yang sangat besar menjadikan kita urungkan niat untuk melanjutkan kuliah sesuai apa yang kita cita-citakan, di sini mungkin kita berpikir bahwa kita sudah gagal. Tapi selama kita selalu berpikir positif dan tidak menyalahkan nasib, insya Allah kita akan ditunjukkan jalan lain yang lebih menarik, seperti tempat kuliah lain yang ternyata memiliki prospek yang lebih cerah, tidak kuliah langsung wiraswasta, dan lain-lain.
Meniti karir dalam pekerjaan yang dicita-citakan membutuhkan waktu yang lumayan lama, dituntut kerja keras, harus tahan terhadap kebosanan rutinitas. Namun semua itu tidak akan terasa selama kita menikmati prosesnya dan mencintai pekerjaan kita. Begitu juga dengan orang yang memilih berwirausaha, akan senantiasa memerlukan keteguhan hati dan kerja keras bila menginginkan usahanya terus bertahan dan berkembang.
Kerja keras diperlukan di mana saja. Oiya, saya lebih senang bila kerja keras diartikan sebagai kerja yang mengandung unsur disiplin, gigih, kreatif, sistematis, rileks, dan mempunyai visi atau target. Setiap tujuan dan cita-cita menuntut kerja keras karena kerja keraslah pembeda rejeki. Tuhan tentu tidak ingin melihat orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh tidak mendapatkan hasil sama sekali, pasti akan ada ganjarannya cepat atau lambat. Dan tidak mungkin sama nasib antara pekerja keras dengan pemalas.
Menggapai cita-cita tidak hanya membutuhkan semangat dan kerja keras, tetapi juga disertai kesabaran tingkat tinggi. Kesabaran harus ada karena tidak setiap keinginan akan tercapai, tidak semua rencana akan terealisasi, dan tidak semua kebutuhan akan terpenuhi. Kesabaran adalah buah dari keikhlasan dan tawakkal yang senantiasa berpikir positif terhadap semua yang terjadi baik itu menunjang atau menghambat langkah kita. Sebaliknya bila kita tidak sabar dan tidak kuat mental, kita mungkin akan menghentikan langkah tanpa pernah melihat cita-cita kita terwujud.