Motivator ternama Indonesia mengatakan bahwa apa yang kita alami bersumber dari sugesti yang muncul dalam pikiran kita. Sugesti adalah hal yang kita simpulkan secara tidak sadar berdasarkan pengalaman kita. Jika begini maka akan begitu. Misalnya di saat musim hujan tiba, kita selalu beranggapan bahwa penyakit flu akan merebak di mana-mana dan akhirnya memang begitulah yang terjadi saat musim hujan benar-benar tiba, dan masih banyak contoh lainnya. Terus, bagaimana memberdayakan sugesti untuk meraih kesuksesan?
Menurut pengamatan saya, sugesti bertalian dengan pola pikir dan mimpi. Kumpulan sugestilah yang akhirnya membentuk perilaku dan mental kita secara keseluruhan. Mimpi dapat tercapai apabila ditopang oleh sugesti yang positif dan bernaung dalam pola pikir ingin maju.
Kesuksesan adalah hal yang tidak mudah untuk diraih. Banyak hal yang mesti kita lewati dan kita lakukan agar menjadi pantas mendapatkan kesuksesan. Begitu banyak orang yang berusaha dan memimpikan kesuksesan. Kesuksesan yang saya maksud adalah digambarkan dengan tercapainya target yang diinginkan, kondisi hidup menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya dan jumlah materi menjadi lebih banyak dibanding orang-orang di sekitarnya. Tentu tidak semua orang setuju dengan definisi saya, karena setiap orang berbeda dalam memandang sebuah kesukesan. Saya hanya menyimpulkan dari jawaban kebanyakan orang saat ditanya tentang kapan seseorang dianggap sudah sukses.
Sugesti yang positif mengenai kesuksesan adalah satu faktor yang menentukan orang bisa sukses atau tidak. Pantas atau tidaknya orang sukses, saya rasa salah satu ukurannya ada pada sugestinya. Sugesti yang positif akan memberikan keyakinan akan masa depannya tentang kemungkinan bisa menjadi seperti ini dan seperti itu. Pikiran itu akan terbangun dengan sendirinya dan mencari solusi untuk setiap hal yang dihadapi. Kesuksesan masa depan terpampang begitu jelas sehingga menjadikan keyakinan bahwa ujungnya akan sampai di posisi itu, sehingga hambatan dan kegagalan hanyalah hal yang kecil dan tidak memudarkan bayangan kesuksesan itu.
Penjelasannya seperti ini, bila ada orang yang sangat optimis, maka dalam pikirannya mungkin hampir tidak pernah terlintas bayangan tentang sakit, gagal, atau menyerah, dan kalaupun ada maka tidak dianggap sebagai sesuatu yang besar. Akhirnya, mereka akan kuat menjalani prosesnya dan begitu jatuh terasa gampang untuk bangkit lagi.
Sedangkan orang yang gemar mengeluh, maka keluhannya akan menjadi doa baginya yang kemudian benar-benar terjadi. Itu akan terus berulang di hari berikutnya hingga hari-harinya terasa selalu dinaungi kesialan dan nasib buruk. Inilah alasan kenapa mengeluh susah untuk dihentikan. Tips untuk yang suka mengeluh, hindarilah mengeluh. Tahan dan hindari pikiran dan mulut kita dari berpikir negatif dan jaga jangan sampai kita membenarkan pikiran negatif tersebut.
Akhirnya, itulah kenyataan hidup. Kenyataan memang kadang terasa aneh sampai kita mengalaminya sendiri. Begitu banyak orang sukses di luar sana yang secara tidak sadar telah mempraktekkan sugesti positif. Karena tidak sadar dan terus berproses, mereka jadinya lupa dan tidak mengetahui faktor apa yang telah mereka lalui sehingga bisa menemukan langkah-langkah menuju kesuksesannya. Mereka juga mungkin akan bingung, bila ada orang lain yang mengikuti langkah dan jejaknya, tapi tidak bisa sesukses dia. Kemungkinan besar sugestilah yang membedakannya.
Menurut pengamatan saya, sugesti bertalian dengan pola pikir dan mimpi. Kumpulan sugestilah yang akhirnya membentuk perilaku dan mental kita secara keseluruhan. Mimpi dapat tercapai apabila ditopang oleh sugesti yang positif dan bernaung dalam pola pikir ingin maju.
Kesuksesan adalah hal yang tidak mudah untuk diraih. Banyak hal yang mesti kita lewati dan kita lakukan agar menjadi pantas mendapatkan kesuksesan. Begitu banyak orang yang berusaha dan memimpikan kesuksesan. Kesuksesan yang saya maksud adalah digambarkan dengan tercapainya target yang diinginkan, kondisi hidup menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya dan jumlah materi menjadi lebih banyak dibanding orang-orang di sekitarnya. Tentu tidak semua orang setuju dengan definisi saya, karena setiap orang berbeda dalam memandang sebuah kesukesan. Saya hanya menyimpulkan dari jawaban kebanyakan orang saat ditanya tentang kapan seseorang dianggap sudah sukses.
Sugesti yang positif mengenai kesuksesan adalah satu faktor yang menentukan orang bisa sukses atau tidak. Pantas atau tidaknya orang sukses, saya rasa salah satu ukurannya ada pada sugestinya. Sugesti yang positif akan memberikan keyakinan akan masa depannya tentang kemungkinan bisa menjadi seperti ini dan seperti itu. Pikiran itu akan terbangun dengan sendirinya dan mencari solusi untuk setiap hal yang dihadapi. Kesuksesan masa depan terpampang begitu jelas sehingga menjadikan keyakinan bahwa ujungnya akan sampai di posisi itu, sehingga hambatan dan kegagalan hanyalah hal yang kecil dan tidak memudarkan bayangan kesuksesan itu.
Penjelasannya seperti ini, bila ada orang yang sangat optimis, maka dalam pikirannya mungkin hampir tidak pernah terlintas bayangan tentang sakit, gagal, atau menyerah, dan kalaupun ada maka tidak dianggap sebagai sesuatu yang besar. Akhirnya, mereka akan kuat menjalani prosesnya dan begitu jatuh terasa gampang untuk bangkit lagi.
Sedangkan orang yang gemar mengeluh, maka keluhannya akan menjadi doa baginya yang kemudian benar-benar terjadi. Itu akan terus berulang di hari berikutnya hingga hari-harinya terasa selalu dinaungi kesialan dan nasib buruk. Inilah alasan kenapa mengeluh susah untuk dihentikan. Tips untuk yang suka mengeluh, hindarilah mengeluh. Tahan dan hindari pikiran dan mulut kita dari berpikir negatif dan jaga jangan sampai kita membenarkan pikiran negatif tersebut.
Akhirnya, itulah kenyataan hidup. Kenyataan memang kadang terasa aneh sampai kita mengalaminya sendiri. Begitu banyak orang sukses di luar sana yang secara tidak sadar telah mempraktekkan sugesti positif. Karena tidak sadar dan terus berproses, mereka jadinya lupa dan tidak mengetahui faktor apa yang telah mereka lalui sehingga bisa menemukan langkah-langkah menuju kesuksesannya. Mereka juga mungkin akan bingung, bila ada orang lain yang mengikuti langkah dan jejaknya, tapi tidak bisa sesukses dia. Kemungkinan besar sugestilah yang membedakannya.