Kebahagiaan adalah suasana hati yang diinginkan oleh semua orang. Dengan bahagia, hati menjadi damai tanpa ada beban yang menggelayut. Bahagia itu ibarat candu yang terus kita cari dan ingin kita rasakan terus menerus. Kebahagiaan menjadi target semua orang di dunia ini. Bagaimana cara menemukan arti kebahagiaan?
Tidak ada arti mutlak tentang kebahagiaan itu sendiri karena bersifat subyektif atau dengan kata lain standar kebahagiaan setiap orang tidak sama. Kebahagiaan itu muncul di dalam pikiran yang kemudian dibenarkan oleh hati kita yang kemudian senang dengan kondisi yang terjadi.
Kebahagiaan tingkat tinggi adalah kebahagiaan yang diperoleh setelah kita melewati banyak pahit manisnya hidup. Yaitu, saat kita telah mengalami pahitnya kegagalan, kehilangan, dan kekurangan, sehingga nikmat apa pun yang kita dapatkan setelah itu akan membuat kita bersyukur dan berbahagia.
Bahagia itu berkembang seiring dengan waktu. Yang membuat rasa bahagia berlalu dengan cepat karena adanya unsur kepuasan tentang suka atau tidak suk. Bila hari ini kita merasa tidak puas terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha kita, maka kebahagiaan akan terasa berkurang.
Ada banyak orang di luar sana yang menganggap dirinya tidak pernah merasakan kebahagiaan. Menurut saya itu keliru, mereka berpikiran seperti itu karena melihat dirinya apa yang tidak dimiliki, bukan melihat apa yang telah ia dapatkan dan miliki. Padahal, bila kita melihat kesehatan, ketenangan, keuangan, dan kelebihan materi yang kita miliki yang tidak didapatkan oleh semua orang, maka sepatutnya kebahagiaan sudah muncul dalam pikiran kita.
Kebahagiaan bukan hanya menyangkut masa kini tapi juga berkaitan dengan masa lalu dan masa depan. Itu semua menyangkut pikiran saja. Bila kita mengingat masa lalu, maka ada saja yang menjadikan kita tidak bahagia dengan masa lalu yang masih menyisakan penyesalan di masa kini. Begitu juga dalam menatap masa depan, kita selalu dihadapkan pada bayangan ketidakpastian masa depan yang membuat kita risau. Kita kadang menjadi tidak tenang dengan apa yang kita usahakan saat ini, karena kekhawatiran akan memberi dampak yang kurang bagus di masa yang akan datang.
Dari berbagai hal yang mempengaruhi kebahagiaan kita, sebenarnya boleh jadi kita belum menemukan arti kebahagiaan yang hakiki. Menurut saya, kebahagiaan hakiki bukan terletak pada harta yang kita miliki, anak yang kita sayangi, urusan yang terselesaikan, tapi sejauh mana kita bertawakkal dan melibatkan Tuhan dalam segala aktivitas dan usaha kita. Ketenangan dalam melakukan aktivitas dan mengharapkan sesuatu adalah cerminan kita dekat kepada Tuhan, karena kita yakin Tuhanlah yang mengatur semua hal, Tuhan melihat semua kejadian, dan Tuhan yang memberi rejeki kepada semua makhluk. Dan terlebih lagi, semua ini hanya dunia yang akan kita akhiri suatu hari nanti.
Tidak ada arti mutlak tentang kebahagiaan itu sendiri karena bersifat subyektif atau dengan kata lain standar kebahagiaan setiap orang tidak sama. Kebahagiaan itu muncul di dalam pikiran yang kemudian dibenarkan oleh hati kita yang kemudian senang dengan kondisi yang terjadi.
Kebahagiaan tingkat tinggi adalah kebahagiaan yang diperoleh setelah kita melewati banyak pahit manisnya hidup. Yaitu, saat kita telah mengalami pahitnya kegagalan, kehilangan, dan kekurangan, sehingga nikmat apa pun yang kita dapatkan setelah itu akan membuat kita bersyukur dan berbahagia.
Bahagia itu berkembang seiring dengan waktu. Yang membuat rasa bahagia berlalu dengan cepat karena adanya unsur kepuasan tentang suka atau tidak suk. Bila hari ini kita merasa tidak puas terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha kita, maka kebahagiaan akan terasa berkurang.
Ada banyak orang di luar sana yang menganggap dirinya tidak pernah merasakan kebahagiaan. Menurut saya itu keliru, mereka berpikiran seperti itu karena melihat dirinya apa yang tidak dimiliki, bukan melihat apa yang telah ia dapatkan dan miliki. Padahal, bila kita melihat kesehatan, ketenangan, keuangan, dan kelebihan materi yang kita miliki yang tidak didapatkan oleh semua orang, maka sepatutnya kebahagiaan sudah muncul dalam pikiran kita.
Kebahagiaan bukan hanya menyangkut masa kini tapi juga berkaitan dengan masa lalu dan masa depan. Itu semua menyangkut pikiran saja. Bila kita mengingat masa lalu, maka ada saja yang menjadikan kita tidak bahagia dengan masa lalu yang masih menyisakan penyesalan di masa kini. Begitu juga dalam menatap masa depan, kita selalu dihadapkan pada bayangan ketidakpastian masa depan yang membuat kita risau. Kita kadang menjadi tidak tenang dengan apa yang kita usahakan saat ini, karena kekhawatiran akan memberi dampak yang kurang bagus di masa yang akan datang.
Dari berbagai hal yang mempengaruhi kebahagiaan kita, sebenarnya boleh jadi kita belum menemukan arti kebahagiaan yang hakiki. Menurut saya, kebahagiaan hakiki bukan terletak pada harta yang kita miliki, anak yang kita sayangi, urusan yang terselesaikan, tapi sejauh mana kita bertawakkal dan melibatkan Tuhan dalam segala aktivitas dan usaha kita. Ketenangan dalam melakukan aktivitas dan mengharapkan sesuatu adalah cerminan kita dekat kepada Tuhan, karena kita yakin Tuhanlah yang mengatur semua hal, Tuhan melihat semua kejadian, dan Tuhan yang memberi rejeki kepada semua makhluk. Dan terlebih lagi, semua ini hanya dunia yang akan kita akhiri suatu hari nanti.