Postingan kali ini saya mau mengulas tentang hidupku khusus episode karyawan, sebuah status yang pernah kuperankan selama lebih dari 4 tahun. Saya tidak bermaksud memberikan propaganda negatif dan sebisa mungkin saya usahakan berimbang.

Semula saya menganggap bekerja sebagai karyawan adalah kendaraan saya untuk menuju bebas financial atau setidaknya memiliki banyak uang dan memiliki peluang untuk mendapatkan apapun yang saya inginkan. Tapi ternyata tidak demikian.

Setelah eforia karena diterima berkerja di perusahan bergengsi di Kalimantan, saya menganggap cita-cita saya telah tercapai dan hidup tinggal dijalani sesuai jalur. Setiap bulan slip gaji diterima dan memberikan kebahagiaan tersendiri dan semakin mendekatkan ke mimpi..

Tapi, ternyata kebahagiaan berangsur-angsur memudar setelah menerima kenyataan bahwa waktu tidak bisa bebas. Okey, bebas financial tapi terkurung oleh waktu. Lantas saya berpikir, apakah harus seperti ini jalan yang kulewati untuk menuju masa depan.. Benarkah apa yang saya anggap benar selama ini.. hidup mulai tidak tenang karena terusik oleh pikiran liar yang mencari jawaban..

Akhirnya saya dipertemukan dengan sebuah komunitas. Memang bayarnya mahal, tapi bagiku masa depan jauh lebih mahal bila hanya dibandingkan dengan uang yang bisa dicari dengan mudah di mana dan kapan saja.. Sisa hidupku jauh lebih bernilai bila dibandingkan dengan harus dihabiskan dengan bekerja sampai tua..

Dari komunitas itu, akhirnya saya benar-benar sadar mengenai tujuan hidupku sebenarnya.. Paparan dalam pertemuan pertamanya membuatku harus perputar haluan secara tragis untuk kembali menata pola pikir yang selama ini sudah tersusun rapi.

Bersambung...