Kata bijak, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, memang layak untuk kita ucapkan bila kita akan berpisah dengan seseorang. Memang tidak selamanya kita harus bersama dikarenakan kegiatan kita akan terganggu bila kita terus bersama dengan orang yang sama.

Perpisahan itu sendiri kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Kita memasuki banyak lingkungan setiap harinya, mulai dari lingkungan pekerjaan, lingkungan keluarga, lingkungan hobbi, dan lingkungan agamis. Di lingkungan itu, kita mengalami pertemuan dan perpisahan dalam skala kecil.  

Memang ada yang berskala besar? Saya sendiri gak yakin ada, kecuali mungkin dalam skala kualitas besar, seperti tidak akan bertemu dalam waktu yang lama misalkan di penjara, belajar keluar negeri, atau ditugaskan ke suatu tempat dalam rangka kerja. Seiring dengan waktu, perpisahan dalam skala besar ini sudah dimudahkan oleh berkembangnya teknologi dengan menjamurnya handphone yang mendekatkan jarak melalui media suara, bahkan sekarang bisa tatap muka bila memakai fasilitas 3G, Yahoo Messanger, dan lain-lain.

Perpisahan sejati menurut saya adalah ketika seseorang meninggal dunia. Bercampur baur rasanya, karena rasa sedih, rasa haru, dan menyayat hati karena seseorang itu tidak akan kita temui lagi di dunia, karena jasad sudah terkubur dan hancur.

Tanpa mengurangi rasa hormat, bagi saya, perpisahan itu tidak perlu kita pikirkan berlarut-larut, apalagi sampai harus mengorbankan waktu dan rencana hidup kita berikutnya. Semua hal sudah ditakdirkan, dan mungkin inilah yang terbaik untuk kita meski pun terasa berat untuk dilalui.

---
Blog yang teman baca ini telah disetting dofollow agar comment yang teman tulis di sini bisa backlink ke blog teman-teman.
---