Sewaktu kecil, seringkali orang tua melarang kita untuk menangis. Kenapa? Mungkin karena suara tangisan itu menyayat hati karena mencerminkan kesedihan atau mungkin juga karena malu didengar tetangga takutnya dikira tidak punya uang untuk belikan apa yang kita inginkan. Apa pun alasannya yang jelas menangis adalah tanda simpati dan atau sedih.

Apakah menangis itu tidak sehat? Jangan salah anak bayi yang baru lahir saja malah dikatakan tidak sehat kalau tidak menangis sewaktu keluar dari rahim ibunya. Trus, adakah manfaat menangis? Ya, pasti ada. Tidak perlu menunggu ahli kedokteran untuk menjelaskannya dengan bahasa yang bikin bingung. Cukup kita pelajari sendiri dengan mempraktekkannya.

Kita bandingkan sebelum dan sesudah menangis. Bayangkan apa yang membuat kita tiba-tiba sedih dan tidak terasa air mata dah membanjiri mata kita yang sembab. Bayangkan motivasi apa yang muncul di saat kita sedang terisak dalam tangisan. Bayangkan bagaimana rasanya kepala kita sehabis menangis. Bila tidak bisa anda bayangkan, tunggu saja momen-momen sedih dan anda menangis, saat itu ingatlah apa yang saya tulis ini.

Dengan menangis, perasaan kita akan larut dalam rasa sedih yang memberikan raga kita untuk memiliki rasa ikhlas, keangkuhan kita jadi luluh, dan membuat raga kita melampiaskan segala beban pikiran. Di saat kita menangis, tanpa kita sadari kita telah membangun motivasi yang sangat kuat untuk menjadikan diri kita tampil lebih baik dan mengakui kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan. Setelah menangis, kepala kita seperti plong yang membuat kita merasa menjadi orang yang baru yang punya semangat hidup dan semangat juang yang jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya.

That’s why, kenapa pada acara pembinaan mental selalu disisipkan kegiatan intropeksi, sudah pasti agar kita menangis. Alasannya, supaya kita lebih termotivasi, ikhlas, dan lebih menjaga diri. Tapi, anehnya kenapa kok malah banyak orang yang bangga kalo tidak menangis yak? Mereka tidak tahu saja manfaat menangis itu apa.